![]() |
Taufik Arbain, Ketua DKKS (Foto: dok) |
BORNEOTREND.COM - Dunia kepenyairan di tanah Banua Kalimantan Selatan seolah tiada kering. Sejak era 1970-an sudah tak terhitung penyair asal Banua yang kiprahnya menembus jagad nusantara. Hal itu salah satunya dibuktikan dengan banyaknya karya-karya mereka yang terbit di berbagai media nasional, dan terus bergiat menghadiri undangan-undangan di luar daerah. Begitu juga berbagai penghargaan skala nasional maupun internasional yang diraih mereka.
Kini di ajang Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII di Jakarta juga akan diikuti penyair Kalsel. Mereka adalah Rezqie M. A. Atmanegara (Hulu Sungai Tengah), Muhammad Daffa (Banjarbaru), Wildanne (Banjarmasin), Karst Mawardi (Banjarmasin), dan Tarman Effendi Tarsyad (Banjarmasin).
"Kami dari DKKS (Dewan Kesenian Kalimantan Selatan) sangat mengapresiasi atas kiprah dan dedikasi kawan-kawan penyair, baik senior maupun yunior turut serta aktif dalam pentas-pentas kepenyairan nasional dan internasional. Ini menandakan bahwa bibit seniman sastrawan kita berkembang pesat. Apalagi ada yang menjadi bagian dari deklarator HARI PUISI INDONESIA," ungkap Ketua Umum Dewan Kesenian Kalsel, Taufik Arbain mengomentari kiprah para penyair Banua hingga saat ini terus berkontribusi bagi pemajuan dunia sastra.
Maka dari itu menurutnya, DK Kalsel terus memovitasi dan membantu loby terkait fasilitasi mereka. "Alhamdulillah pada saat kegiatan Dialog Serantau Borneo Kalimantan XVI Juni 2025 lalu kawan kawan sastrwan Kalsel termasuk utusan paling banyak hadir ke Samarinda Kaltim, dan kita Kalsel insyaa Allah 2027 sebagai tuan rumah acara level Internasional ini," ungkap Ketua DK Kalsel yang juga dosen FISIP ULM.
Taufik mengharapkan pemerintah provinsi, khususnya Dinas Pendidikan Kalsel, bisa membantu memfasilitasi kawan-kawan penyair tersebut ke Jakarta guna membangun semangat dan nama baik Kalimantan Selatan.
Editor: Khairiadi Asa