Sumba Dijuluki ‘Dunia yang Hilang’, Fosil Gajah Mini hingga Komodo Purba Ditemukan

PENGGALIAN: Para pekerja bekerja di lokasi penggalian gua Liang Bua tempat ditemukannya sisa-sisa Homo floresiensis di Ruteng, pulau Flores, Indonesia – Foto AP/Achmad Ibrahim


BORNEOTREND.COM, JAKARTA – Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) dijuluki sebagai "dunia yang hilang" oleh ilmuwan dunia, menyusul penemuan fosil berbagai spesies hewan purba seperti gajah mini, tikus besar, kadal raksasa, hingga komodo. Temuan ini diungkap dalam jurnal ilmiah bergengsi Proceedings of the Royal Society B, yang mengupas hasil ekspedisi ilmiah selama tiga tahun.

Dalam laporan ilmiah yang dikutip dari Mongabay pada Rabu (14/5/2025), para peneliti menyatakan bahwa fosil-fosil tersebut berasal dari sekitar 12.000 tahun yang lalu, menandakan bahwa Sumba pernah menjadi rumah bagi beragam spesies unik yang kini sebagian besar telah punah.

Penemuan mengejutkan termasuk fosil komodo purba, yang kini hanya ditemukan di Pulau Komodo dan Flores. Hal ini memunculkan asumsi baru bahwa komodo mungkin berasal dari Sumba, sebelum akhirnya punah di wilayah tersebut dan bertahan di pulau-pulau sekitarnya.

“Penemuan di area ini bisa membuka wawasan menakjubkan soal dunia yang hilang,” ungkap Samuel Turvey, anggota tim peneliti dari Zoological Society of London (ZSL).


Ekspedisi dan Wilayah Wallacea

Ekspedisi penggalian fosil dilakukan tim ZSL sejak 2011 hingga 2014 sebagai bagian dari riset terhadap kepulauan Wallacea, kawasan yang ditetapkan berdasarkan konsep biogeografi oleh Alfred Russel Wallace pada abad ke-19.

Wilayah Wallacea mencakup pulau-pulau seperti:

- Sumba

- Sulawesi

- Lombok

- Flores

- Halmahera

- Buru

- Seram

Wilayah ini dikenal kaya akan keanekaragaman hayati endemik yang berevolusi secara terisolasi dan unik dari daratan Asia maupun Australia.


Hubungan dengan Fosil Homo Floresiensis

Penemuan ini mengingatkan pada temuan Homo floresiensis atau “hobbit” di Flores pada 2004, yang memperkuat teori bahwa Wallacea adalah wilayah kunci dalam memahami evolusi spesies purba di Indonesia.

“Mungkin karena terlalu banyak pulau di Indonesia, masih jarang biolog atau paleontolog yang fokus di wilayah ini,” tambah Turvey, mengisyaratkan pentingnya riset lanjutan.

Pulau Sumba kini tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata eksotis, namun juga sebagai kawasan penting untuk studi sejarah alam dan evolusi, tempat di mana jejak “dunia yang hilang” mulai terkuak dari kedalaman tanahnya. Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut akan mengungkap lebih banyak spesies misterius yang pernah hidup di sana.

Sumber: cnbcindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال