Saudi Siapkan Tenda Wukuf di Arafah, Indonesia Terapkan Skema Khusus Kurangi Kepadatan Haji

PASANG TENDA: Otoritas Saudi pun terus melakukan persiapan, antara lain pemasangan tenda di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Begini persiapannya – Foto detikcom/Haris Fadhil


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Menjelang puncak ibadah haji 1446 H/2025, Pemerintah Arab Saudi mulai menyiapkan ribuan tenda di Arafah, lengkap dengan kasur, karpet, dan pendingin udara. Di sisi lain, Indonesia menerapkan dua skema khusus — murur dan tanazul — demi mengurangi kepadatan jemaah di lokasi-lokasi utama ibadah haji seperti Muzdalifah dan Mina.

Pada Kamis (15/5/2025), tenda-tenda putih khas Arafah mulai dipasangi karpet dan kasur, sementara petugas sibuk membersihkan area sekitar, memeriksa sistem pendingin udara, dan memastikan toilet dalam kondisi prima.

Setiap tenda di Arafah telah dilengkapi pendingin ruangan guna menjamin kenyamanan jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia yang kini mulai memadati Kota Makkah.

Selain Arafah, otoritas Saudi juga mempercepat pengerjaan di jalur dan fasilitas menuju Muzdalifah dan Mina, termasuk perbaikan jalan dan peningkatan sarana logistik guna mendukung kelancaran mabit dan prosesi lempar jumrah.

Sebagai informasi, jemaah haji Indonesia rencananya digerakkan ke Arafah untuk wukuf mulai 4 Juni. Setelah wukuf, jemaah akan bergerak ke Muzdalifah untuk mabit lalu berangkat menuju lokasi mabit di Mina.

Kementerian Agama telah menyiapkan skema murur untuk mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Rencananya, 25% dari total 203.320 orang jemaah haji reguler akan diikutkan skema murur.

Skema murur ini diprioritaskan untuk jemaah haji lansia, disabilitas, atau risiko tinggi. Mereka akan dibawa dengan bus dari Arafah melintasi Muzdalifah. Mereka yang ikut murur tidak turun untuk mabit di Muzdalifah dan langsung menuju Mina.

Berikutnya, pemerintah juga menyiapkan skema tanazul untuk mengurangi kepadatan saat mabit di Mina. Pemerintah menargetkan ada sekitar 37 ribu jemaah diikutkan skema tanazul.

Mereka yang mengikuti skema tanazul ini tetap mendapat hak tenda di Mina. Namun, jemaah yang diikutkan tanazul tidak menggunakannya dan dibawa untuk menginap di hotel dekat Jamarat ata lokasi lempar jumrah.

Jemaah akan dibawa lagi ke Mina untuk melempar jumrah sesuai dengan jadwal. Pemerintah juga terus berkoordinasi dengan delapan syarikah atau perusahaan layanan haji untuk kelancaran skema murur dan tanazul.


Skema Murur dan Tanazul untuk Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan dua skema penting untuk memecah kepadatan jemaah saat puncak haji:


1. Skema Murur

- Definisi: Jemaah tidak bermalam di Muzdalifah, tetapi hanya melintas dan langsung menuju Mina.

- Target: Sekitar 25% dari 203.320 jemaah haji reguler, atau lebih dari 50 ribu jemaah.

- Prioritas: Lansia, disabilitas, dan jemaah berisiko tinggi.

- Pelaksanaan: Jemaah dibawa menggunakan bus khusus dari Arafah langsung ke Mina, tanpa turun untuk mabit di Muzdalifah.


2. Skema Tanazul

- Definisi: Pengurangan kepadatan saat mabit di Mina.

- Target: Sekitar 37 ribu jemaah.

- Mekanisme: Jemaah tetap mendapat hak tenda di Mina, tetapi diarahkan untuk menginap di hotel dekat Jamarat atau lokasi lempar jumrah.

- Jadwal: Mereka akan dibawa ke Mina sesuai waktu lempar jumrah.

Pemerintah Indonesia juga intens berkoordinasi dengan delapan syarikah (perusahaan penyedia layanan haji) untuk memastikan pelaksanaan skema murur dan tanazul berjalan lancar. Kedua skema ini dirancang untuk mengurangi kepadatan, mempercepat distribusi logistik, dan menjaga kesehatan serta kenyamanan jemaah, khususnya kelompok rentan.

Sumber: detik.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال