Baku Tembak India-Pakistan Pecah Setelah Serangan Rudal di Kashmir: 36 Tewas, Ketegangan Meningkat

DISERANG RUDAL: Wilayah perbatasan di Pakistan diserang rudal dari militer India – Foto detik.com


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Pertempuran sengit antara militer India dan Pakistan kembali pecah di perbatasan kedua negara, termasuk wilayah Kashmir, menyusul serangan rudal dari India pada Rabu (7/5/2025). Serangan tersebut menewaskan setidaknya 36 orang, sebagian besar adalah warga sipil, sementara kedua negara saling mengklaim telah menghancurkan pesawat tempur satu sama lain.

Pada Rabu dini hari, militer India melancarkan Operasi Sindoor dengan serangan udara yang menargetkan beberapa titik di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. Serangan ini merupakan balasan atas serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok militan yang didukung Pakistan terhadap 26 turis di Kashmir pada April 2025.

Serangan India menggunakan jet tempur dan drone, menargetkan sembilan kamp teroris yang disebut oleh India sebagai sasaran utama. Prajurit angkatan udara India, Vyomika Singh, mengklaim bahwa mereka telah berhasil menghancurkan kamp-kamp tersebut.

Namun, serangan ini menyebabkan korban jiwa. Pakistan mengonfirmasi bahwa serangan udara India menyebabkan 26 warga sipil tewas, termasuk balita, serta menghancurkan beberapa masjid di wilayah perbatasan. Di sisi lain, India melaporkan bahwa setidaknya delapan orang tewas, termasuk korban dari tembakan balasan Pakistan.


Baku Tembak di Udara dan Darat

Baku tembak antara kedua negara tidak hanya terjadi di darat, tetapi juga di udara. Pakistan mengklaim telah berhasil menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk jet Rafale buatan Prancis dan MiG-29 serta Su-30 buatan Rusia. Selain itu, militer Pakistan juga mengklaim berhasil menembak jatuh sebuah drone Heron milik India.

India belum memberikan tanggapan terkait klaim jatuhnya jet tempur mereka. Namun, seorang pejabat militer Pakistan mengonfirmasi bahwa dua jet tempur India, yang terlibat dalam pertempuran di sekitar Bhatinda dan Akhnoor, telah ditembak jatuh.


Pernyataan Angkatan Darat India

Angkatan Darat India menyatakan bahwa serangan ini dilakukan sebagai bentuk keadilan atas serangan terhadap Pahalgam, Kashmir, yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Dalam sebuah pernyataan singkat, mereka menegaskan bahwa "keadilan telah ditegakkan." Namun, India menekankan bahwa serangan mereka tidak bersifat eskalatif dan hanya menargetkan infrastruktur yang dianggap sebagai tempat perencanaan serangan teroris.


Kekhawatiran akan Eskalasi Nuklir

India dan Pakistan, kedua negara dengan kekuatan nuklir, memiliki kekhawatiran besar mengenai eskalasi konflik. India memiliki sekitar 164 hulu ledak nuklir, sementara Pakistan memiliki sekitar 170 hulu ledak, dengan jumlah yang diperkirakan akan terus berkembang.

India mengadopsi kebijakan "No First Use" untuk senjata nuklir, yang berarti mereka berkomitmen untuk tidak pertama kali menggunakan senjata nuklir dalam konflik, meskipun kebijakan ini mulai dipertimbangkan untuk diubah setelah Agustus 2019. 

Di sisi lain, Pakistan tidak memiliki kebijakan No First Use, dan cenderung mengembangkan senjata nuklir taktis yang lebih kecil, yang dianggap lebih sesuai untuk pertempuran di medan perang terbatas.

Ahli strategis mengkhawatirkan bahwa bahkan pertukaran senjata nuklir kecil sekalipun antara kedua negara ini bisa menewaskan hingga 20 juta orang dalam waktu singkat, dengan dampak lebih besar akibat perubahan iklim yang dipicu oleh musim dingin nuklir.

Komunitas internasional semakin khawatir dengan eskalasi yang sedang terjadi, mengingat kedua negara memiliki senjata nuklir yang sangat potensial untuk meningkatkan kehancuran dalam konflik terbatas. 

Organisasi seperti Arms Control Center memperingatkan bahwa bahkan serangan terbatas dengan senjata nuklir dapat mengakibatkan bencana besar, dengan dampak yang bisa dirasakan di seluruh dunia.

Sumber: cnnindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال