![]() |
REBUTAN KASHMIR: India dan Pakistan terus mengalami konflik selama 78 tahun karena berebut wilayah Kashmir – Foto Net |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Konflik India-Pakistan kembali memanas setelah serangan udara India terhadap sembilan lokasi di Pakistan pada Rabu (7/5/2025), yang merupakan respons terhadap pembantaian 26 warga sipil di Kashmir pada April lalu. Meskipun kedua negara saling tuduh dan membantah, ketegangan yang terjadi saat ini kembali mengingatkan pada akar konflik yang sudah berlangsung selama 78 tahun, berakar pada pemisahan India dan Pakistan yang dipicu oleh perbedaan agama.
Serangan Udara dan Ketegangan Terkini
India secara resmi melancarkan serangan udara terhadap sembilan lokasi di Pakistan pada Rabu (7/5), sebagai respons atas pembantaian 26 warga sipil di Kashmir yang terjadi pada 22 April lalu. India menuduh Pakistan mendukung kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara Pakistan membantah keras tuduhan tersebut. Konflik ini semakin memperburuk hubungan kedua negara yang sudah tegang sejak lama.
Sejarah Panjang Konflik India-Pakistan
Ketegangan India-Pakistan bukanlah hal baru. Selama 78 tahun terakhir, kedua negara terlibat dalam konflik berkepanjangan, terutama terkait dengan perebutan wilayah Kashmir. Meski berasal dari satu rumpun bangsa yang sama, pemisahan India dan Pakistan pada 1947 berdasarkan agama memicu ketegangan yang terus berlanjut hingga hari ini. Banyak analis menyebut konflik ini sebagai "Perang Sebangsa Beda Agama," mengingat pemisahan tersebut terjadi berdasarkan identitas agama: Hindu di India dan Muslim di Pakistan.
Pemisahan India-Pakistan
Pemisahan India dan Pakistan pada 1947 adalah akibat dari kebijakan kolonial Inggris. Setelah Perang Dunia II, Inggris menghadapi masalah internal yang serius, termasuk krisis keuangan yang membuat mereka tidak mampu lagi mengelola India yang penuh dengan konflik antar agama. Mengutip Lucy P. Chester dalam Borders and Conflict in South Asia (2009), Inggris memutuskan untuk segera melepaskan India, dengan tekanan kuat dari Amerika Serikat yang mendorong dekolonisasi. Keputusan ini terkait erat dengan upaya untuk menenangkan dunia Arab, dengan Palestina yang juga terlibat dalam pembahasan pembebasan wilayah jajahan.
Inggris, yang ingin membuktikan komitmen mereka terhadap dekolonisasi, akhirnya memerdekakan India, tetapi tidak sebagai satu negara utuh, melainkan sebagai dua negara terpisah berdasarkan agama: India untuk mayoritas Hindu dan Pakistan untuk mayoritas Muslim. Keputusan ini memicu migrasi besar-besaran di kedua negara, dengan banyak umat Islam di India yang pindah ke Pakistan, dan banyak umat Hindu yang pindah ke India. Namun, migrasi ini tidak mulus dan memicu ketegangan, terutama di wilayah Kashmir.
Konflik Kashmir sebagai Titik Nyala
Konflik sengit ini berawal ketika Maharaja Kashmir, penguasa Kerajaan Kashmir, memutuskan untuk bergabung dengan India setelah negara tersebut merdeka. Keputusan ini memicu kemarahan mayoritas Muslim di Kashmir yang ingin wilayah mereka bergabung dengan Pakistan. Perebutan Kashmir oleh India dan Pakistan kemudian menjadi sumber utama konflik antara kedua negara, dengan beberapa perang terbuka yang terjadi sepanjang dekade berikutnya.
Menurut Alastair Lamb dalam Kashmir: A Disputed Legacy 1846-1990 (1991), wilayah Kashmir menjadi "harta karun" yang sangat strategis, baik dari segi politik maupun militer. Ketegangan yang dimulai di Kashmir ini semakin berkembang menjadi konflik panjang yang telah menyebabkan kerusakan besar di kedua belah pihak, dengan korban jiwa yang terus bertambah dari waktu ke waktu.
Perang Sebangsa Beda Agama
Pemisahan India dan Pakistan tidak hanya menciptakan negara-negara baru, tetapi juga membuka luka lama yang belum sembuh. Konflik ini lebih dari sekadar perebutan wilayah; ia berakar pada perbedaan identitas agama yang dipaksakan oleh kekuatan kolonial Inggris. Konflik Kashmir menjadi simbol dari "Perang Sebangsa Beda Agama," di mana dua negara yang dulunya satu bangsa kini berperang karena perbedaan keyakinan.
Sementara itu, meskipun wilayah ini menjadi titik fokus, ketegangan lainnya juga terus berkembang antara India dan Pakistan, yang keduanya sekarang mengembangkan kemampuan nuklir. Khawatir akan eskalasi, banyak ahli internasional menilai bahwa konflik ini berpotensi melibatkan lebih dari sekadar perang konvensional jika kedua negara terlibat dalam konflik nuklir.
Sumber: cnbcindonesia.com