![]() |
| KOMPAK: Plt. kadisdik bersama peserta LKK HMI tingkat nasional berfoto bersama setelah pemaparan materi tentang kepemimpinan perempuan - Foto Dok Syaiful |
BORNEOTREND.COM, KALSEL – Gelaran Latihan Khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Persiapan Tanah Laut memasuki hari-hari krusial. Pada Kamis (18/12/2025), antusiasme peserta memuncak saat sesi materi kepemimpinan diisi langsung oleh tokoh perempuan birokrat daerah.
Bertempat di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tanah Laut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Tanah Laut, Myrza Fazrina, ST, MT, hadir membawakan materi bertajuk “Kepemimpinan Perempuan”.
Dalam paparan yang berlangsung dari pukul 15.30 hingga 18.00 Wita tersebut, Myrza menekankan bahwa di era modern perempuan memiliki peran strategis yang setara dalam pembangunan. Ia mengajak puluhan peserta yang datang dari berbagai cabang di Indonesia untuk tidak lagi merasa inferior dalam mengambil peran sebagai pengambil kebijakan.
“Kepemimpinan perempuan adalah tentang kolaborasi antara kecerdasan intelektual dan kepekaan rasa. Kader Kohati harus siap mengisi ruang-ruang publik, tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai motor penggerak perubahan yang humanis,” tegas Myrza di hadapan forum.
Materi yang disampaikan dengan gaya lugas namun inspiratif ini mendapat respons positif dari para peserta. Kehadiran Myrza dinilai menjadi bukti nyata bahwa perempuan mampu menduduki posisi strategis di pemerintahan.
Antusiasme tersebut turut disuarakan oleh Imamah Mufidatul Nadiva, peserta delegasi tuan rumah dari Kohati Cabang Persiapan Tanah Laut. Imamah mengaku bangga melihat sosok pemimpin perempuan daerah yang mampu memberikan perspektif baru bagi kader-kader nasional.
“Sebagai tuan rumah, tentu saya merasa bangga. Materi yang disampaikan Ibu Myrza tadi sangat insightful dan membuka wawasan kami. Beliau membuktikan secara nyata bahwa perempuan di Tanah Laut memiliki kapasitas untuk memimpin instansi vital,” ungkap Imamah usai sesi materi.
Lebih lanjut, Imamah menyoroti poin penting yang didapatkannya, yakni tentang keberanian melawan keraguan diri sendiri.
“Poin yang paling mengena bagi saya adalah seruan untuk mendobrak batas diri. Sering kali musuh terbesar kepemimpinan perempuan adalah insecurity atau rasa tidak percaya diri. Forum ini, dengan kehadiran narasumber hebat seperti beliau, menjadi momentum bagi kami untuk bangkit dan membuktikan kualitas kader Kohati,” pungkasnya optimistis.
Sesi materi ke-13 ini ditutup menjelang petang dan memberikan bekal semangat baru bagi para peserta sebelum melanjutkan agenda focus group discussion (FGD) pada malam harinya.
Penulis: Syaiful
