![]() |
| SOSOK: Rosninani, salah satu pengajar di SMK Negeri 15 Samarinda yang sukses menyusun 50 bahan ajar digital - Foto Dok Istimewa |
BORNEOTREND.COM, KALTIM – Kreativitas para guru di Kalimantan Timur terus berkembang seiring dengan kebutuhan pembelajaran yang lebih menarik di era digital. Berbagai inovasi baru bermunculan, mulai dari integrasi coding dalam materi pelajaran hingga produksi video pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai bagian dari proses kreatifnya. Upaya ini dilakukan untuk menjawab tantangan pendidikan modern yang menuntut guru lebih adaptif sekaligus mampu menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Di SMA Negeri 1 Samarinda, Aulia Nauli Efendi menghadirkan cara baru untuk mengajarkan Kimia kepada siswanya. Mata pelajaran yang kerap dianggap sulit itu ia ubah menjadi aktivitas pemecahan teka-teki melalui media digital. Aulia, yang meraih Juara 2 Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025 kategori Transformatif, memadukan Canva Coding dengan kartu flash card sebagai alat bantu interaktif.
“Saya membuat multimedia pembelajaran interaktif menggunakan Canva Coding yang dikombinasikan dengan kartu flash card agar anak-anak tidak hanya menghafal konsep,” ujar Aulia di Samarinda, Sabtu.
Siswa kemudian diajak menelusuri “misteri” kode kimia untuk menemukan fungsi dan manfaat bahan-bahan tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Berkat fasilitas panel interaktif di sekolah, aktivitas belajar berlangsung lebih hidup. Aulia melihat perubahan signifikan: siswa lebih berpartisipasi dan terlihat terlibat penuh selama proses pembelajaran.
Sementara itu, pendekatan berbeda dilakukan di SMK Negeri 15 Samarinda. Rosninani, salah satu dari 50 penyusun bahan ajar digital terbaik di tingkat provinsi, memilih memanfaatkan kekuatan visual. Ia membuat video pembelajaran untuk jurusan pemasaran, dan menariknya, siswa dilibatkan sebagai pemeran dalam praktik pelayanan konsumen.
“Materi video mencakup simulasi cara melayani konsumen dengan baik hingga strategi praktis menangani berbagai keluhan pelanggan,” kata Rosninani.
Di daerah dengan kondisi geografis menantang, inovasi justru menjadi kebutuhan mendesak. Nor Kumala Dewi, guru SMA Negeri 1 Long Bagun di Kabupaten Mahakam Ulu, mencari solusi agar kegiatan belajar tetap berlangsung meski cuaca ekstrem sering melanda. Peraih Juara 2 GTK Dedikatif itu mengembangkan bahan ajar digital yang bisa digunakan ketika sekolah terpaksa diliburkan.
“Contohnya saat wilayah tugas saya dilanda banjir yang memaksa sekolah diliburkan,” ungkap Dewi.
Untuk memastikan pembelajaran tidak terhenti, ia menyiapkan materi yang dapat diunduh dan dikerjakan dari rumah. Pendekatan ini terbukti efektif menjaga keberlanjutan proses belajar meski aktivitas sekolah terganggu.
“Bahan ajar digital yang sudah diunduh, bisa dikerjakan di rumah masing-masing,” pungkasnya.
Penulis: Agustina/ADV/Diskominfo Kaltim
