DPPKBPA3PM Palangka Raya Perkuat Langkah Pencegahan Kekerasan pada Perempuan dan Anak

 

WAWANCARA: Kepala DPPKBPA3PM Kota Palangka Raya M Fitriyanto Leksono - Foto Dok mediacenter.palangkaraya.go.id


BORNEOTREND.COM, KALTENG- Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPA3PM) terus memperkuat langkah pencegahan kekerasan terhadap perempuan, anak, tindak pidana perdagangan orang (TPPO), serta anak yang berhadapan dengan hukum, khususnya di lingkungan sekolah.

Hal tersebut disampaikan Kepala DPPKBPA3PM Kota Palangka Raya M Fitriyanto Leksono saat diwawancara awak media, Jumat (14/11/2025).

Fitriyanto menjelaskan bahwa pemerintah Kota Palangka Raya telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk memastikan lingkungan pendidikan menjadi ruang aman bagi seluruh peserta didik.

“Kita tidak memungkiri bahwa kasus kekerasan fisik, psikis, maupun seksual dapat terjadi tanpa terduga, sehingga satuan pendidikan harus dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam pencegahan serta penanganannya,” ucapnya.


Dikatakannya, salah satu upaya yang telah dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada para guru mengenai mekanisme pencegahan dan penanganan kasus kekerasan di lingkungan sekolah dengan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama.

“Kami ingin seluruh sekolah memiliki sistem yang jelas dalam menangani setiap indikasi kekerasan agar tidak menimbulkan dampak berkelanjutan bagi korban,” jelasnya.

Selain itu lanjutnya, DPPKBPA3PM Kota Palangka Raya juga telah menyelenggarakan berbagai workshop dan penguatan kapasitas bagi tenaga pendidik di Kota Palangka Raya. Melalui kegiatan ini, guru dan pihak sekolah diberikan panduan mengenai prosedur pelaporan, pendampingan, hingga langkah-langkah mitigasi jika menemukan kasus kekerasan serupa. 

“Sosialisasi ini dinilai penting untuk memastikan sekolah mampu memberikan respons cepat dan tepat,” tuturnya.

Dirinya juga menekankan bahwa upaya pencegahan tidak hanya berhenti pada sekolah, tetapi juga perlu melibatkan orang tua. Menurutnya, salah satu bentuk kekerasan yang sulit terdeteksi adalah kekerasan psikis karena tidak menimbulkan tanda fisik.

“Kami ingin melibatkan orang tua dalam pola asuh yang tepat, karena edukasi bukan hanya dari sekolah, tetapi juga dimulai dari rumah,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa keterlibatan keluarga dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam menciptakan ruang aman bagi anak. Oleh sebab itu pihaknya berencana memperluas program edukasi dan pencegahan berbasis masyarakat dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk orang tua, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan.

“Kita harus melibatkan semua pihak agar pencegahan ini berjalan maksimal. Tujuan kita adalah memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang aman, terlindungi, dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” tukasnya.

Sumber: mediacenter.palangkaraya.go.id

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال