![]() |
Foto: DPRD Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan di Kantor DPRD Balikpapan, Selasa (20/5/2025). Dok Nett |
BORNEOTREND.COM, BALIKPAPAN - DPRD Balikpapan kesal terhadap kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di Balikpapan yang terjadi selama 3 hari terakhir.
Kemarahan wakil rakyat Kota Minyak ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Pada Selasa (20/5/2025) di Ruang Rapat Gabungan Kantor DPRD Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan Kota.
Hingga akhirnya manajemen Pertamina memilih walk-out dalam pertemuan tersebut. Kemarahan anggota DPRD Balikpapan menanggapi pernyataan Edi Mangun, Area Manager Comm Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan. Yang meminta agar warga Balikpapan bersabar atas kelangkaan BBM Pertamax.
Dan membuat antrian panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak Senin (19/5/2025). Hingga antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite.
"Kamu ngomong apa tadi malam? Warga Balikpapan sabar semua, tidak ada sabar. Saya katakan tidak ada sabar," kata anggota DPRD Balikpapan, Halili Adinegara sembari menepuk meja.
Dalam RDP tersebut, dipimpin oleh Ketua DPRD Balikpapan Alwi Alqadri. Selain itu, ada sejumlah anggota DPRD Balikpapan yang hadir. Didampingi Wakil Ketua DPRD, Yono Suherman Muhammad Taqwa, dan Budiono.
Lalu Anggota DPRD lainnya adalah Gasali, Muhammad Hamid, Muhammad Najib, Andi Arif Agung, Suriani, Baharuddin Daeng Lala, Ari Sanda, Halili Adinegara.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta manajemen Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan itu untuk meminta maaf. Atas kelangkaan BBM Pertamax yang merugikan masyarakat Balikpapan ini.
"Bapak harus minta maaf hari ini. Jangan sembarang ngomong," ketusnya.
Edi Mangun pun menanggapi hal tersebut. Sebelum dia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Balikpapan, dia pun mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Di mana pernyataan tersebut disampaikan setelah mendapat informasi bahwa BBM Pertamax sudah tiba di SPBU.
"Saya katakan bahwa insya allah kondisi di SPBU semua sudah normal. Mulai besok pagi (hari ini) tidak ada lagi kelangkaan. Itu yang saya maksudkan dengan normal," ucapnya.
Dia pun mengatakan penyampaian tersebut dirasa kurang dapat dimengerti. Karena Edi Mangun tidak menjelaskan secara teknis.
"Mungkin dalam penyampaian saya, ini yang kurang nyambung. Saya mohon maaf, karena tidak menjelaskannya secara teknis," katanya.
Pernyataan tersebut kembali disanggah oleh Halili Adinegara.
"Bapak mengatakan tidak nyambung, sebelum bapak menyampaikan statement harusnya bapak berpikir," ketusnya.
Edi Mangun melanjutkan dalam mengatasi kelangkaan BBM Pertamax ini, SPBU memerlukan waktu untuk melakukan normalisasi. Tidak bisa serta merta ketika tangki BBM Pertamax yang ada di SPBU terisi penuh, langsung membuat antrian kendaraan menjadi berkurang.
Dia pun sempat berkomunikasi dengan Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo setelah tiba di Jakarta, semalam, terkait dengan upaya normalisasi antrian kendaraan di SPBU ini.
"Saya keliling juga, dan memang antrean sudah mendekati 1 km. Bahkan mungkin ada yang lebih," katanya.
Merespon pernyataan tersebut, Anggota DPRD Balikpapan Baharuddin Daeng Lala merasa tersinggung. "Anda tidak menghargai. Berkilo-kilo orang antri di sana. Orang mau beli, bukan mau minta. Ini haknya warga Balikpapan," tegasnya.
Politikus NasDem ini pun meminta jaminan tidak ada kelangkaan BBM Pertamax lagi di Balikpapan. Karena setelah menyampaikan bahwa stok BBM sudah normal, faktanya masih ada antrian panjang yang terjadi di SPBU.
"Jangan ada banyak basa-basi. Tidak usah bahas normalisasi. Masyarakat kita tidak mau tahu itu. Maunya bagaimana ada BBM. Itu aja," geramnya.
Setelah mendengar penjelasan panjang, Halili Adinegara pun masih belum puas dengan jawaban tersebut. Kemudian berdiri dan mendatangi Edi Mangun yang duduk tak jauh dari kursinya. "Harusnya anda sudah mengantisipasi sebelumnya," ujarnya dengan nada tinggi.
Edi Mangun pun merasa terancam dengan tindakan Halili Adinegara. "Saya merasa diintimidasi. Tidak apa-apa, saya keluar," katanya sembari keluar ruangan.
Sumber: Kaltim Pos