![]() |
Warga antusias "Tukar Sampah dengan Sembako" yang digelar DLH Tanah Bumbu. Foto-dok. Istimewa |
BORNEOTREND.COM, KALSEL - Dalam rangka memeriahkan puncak acara Pesona Budaya Mappanreritasi’e, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tanah Bumbu kembali menggelar kegiatan bertajuk “Tukar Sampah dengan Sembako”, yang kali ini diselenggarakan di Halaman Kantor Kecamatan Kusan Hilir, Minggu (11/5). Kegiatan ini merupakan pelaksanaan ketiga di kecamatan tersebut dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat.
Program ini diinisiasi sebagai bagian dari implementasi Gerakan Indonesia Bersih, sekaligus mendukung misi kelima Pemkab Tanah Bumbu terkait pengelolaan sampah dan limbah berbasis masyarakat. Warga yang datang dari berbagai wilayah sekitar menukarkan sampah anorganik terpilah dengan berbagai jenis sembako seperti beras, minyak goreng, gula, sarden, mi instan, tepung, hingga bumbu dapur.
Kepala DLH Tanah Bumbu, Rahmat P. Udoyo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya nyata untuk mendorong kesadaran masyarakat akan nilai ekonomis dari sampah serta pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya membuang sampah, tapi mulai memilah dan memanfaatkannya. Sampah itu punya nilai, dan kegiatan ini salah satu bentuk edukasi yang menyenangkan dan berdampak langsung,” ujar Rahmat.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi DLH dengan berbagai pihak swasta dan komunitas lingkungan, di antaranya PT Borneo Indobara (BiB), PT PPA, PT TIA, PT Anugerah Energi Kalimantan, dan BSI Bang Julpikar’s. Selain penukaran sampah, digelar pula aksi bersih pantai di pesisir Pantai Pagatan yang dimulai sejak pagi hari hingga pukul 07.30 WITA.
Kegiatan bersih pantai ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai komunitas seperti Forum Anak Daerah, Clean Youth Movement, Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih, Duta Lingkungan Hidup, Pokdarwis, dan perangkat dari Kecamatan Kusan Hilir.
Dari seluruh rangkaian kegiatan, panitia mencatat sebanyak 245 peserta terlibat aktif dan berhasil mengumpulkan 2,203 ton sampah anorganik bernilai ekonomis, seperti plastik, kardus, kaleng, dan besi.
DLH menyebutkan bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan di seluruh kecamatan di Tanah Bumbu, dengan melibatkan desa dan kelurahan, serta mengintegrasikan program ini dengan agenda prioritas lainnya seperti penanganan stunting, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
“Kami ingin kegiatan seperti ini tidak berhenti di acara seremonial saja, tetapi dapat melahirkan bank sampah unit di tiap desa dan kelurahan. Dengan demikian, kita bisa membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi aktif masyarakat,” pungkas Rahmat.