![]() |
SAMBUTAN: Gubernur Kalsel H. Muhidin saat menyampaikan sambutan dalam giat penanaman Pohon Matoa, selasa (22/4/2025) di Halaman Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin - Foto Dok wasaka.kalselprov.go.id |
BORNEOTREND.COM, KALSEL- Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H. Muhidn menyampaikan rasa syukur dan bahagia, Geopark Meratus yang berada di kawasan Kalsel akhirnya diakui oleh UNESCO menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp)
Atas keberhasilan itu, Gubernur Kalsel H. Muhidin menginginkan setiap Kabupaten/Kota memiliki ikon daerah yang menunjukkan sisi Geopark Meratus.
Hal itu tentu sebagaimana wujud langkah yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel dalam mendukung Geopark Meratus hingga diakui oleh UNESCO.
“Alhamdulilah. Kita bersyukur Geopark Meratus kita sudah diakui oleh UNESCO di Paris, Perancis. Kedepannya tentu potensi pariwasta di tiap-tiap daerah harus terus ditingkatkan,” sampai Gubernur Kalsel H. Muhidin disela-sela giat penanaman Pohon Matoa, selasa (22/4/2025) di Halaman Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Dirinya juga menyampaikan, banyak daerah yang memiliki potensi mesti dimunculkan. Seperti di Batola dan Banjarmasin memiliki hewan Bekantan yang masih hidup berdampingan dengan masyarakat, maka ikon daerah harus ditampilkan dalam potret kabupaten/kota tersebut.
Misalnya lagi, dirinya juga mencontohkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang memiliki kawasan yang indah seperti Loksado, terdapat bambu rafting yang menjadi ikon wisata dari Geopark Meratus tersebut.
“Dan Kabupaten Banjar juga memiliki Pasar Terapung. Entah itu bentuk objek hewan atau kekayaan alam di sana, kita pajang gambar itu di daerahnya sehingga tidak hanya slogan semata,” tambahnya.
Terkait menjaga alam Meratus, dirinya menyatakan tetap memperhatikan dalam pelestariannya. Itulah, menurutnya yang ditawarkan oleh Geopark Meratus kepada dunia terkait keindahan yang ada.
Kedepan dirinya juga mengajak seluruh stakeholder dalam meningkatkan keindahan yang dimiliki oleh Geopark Meratus dan dinikmati oleh masyarakat sekitar dalam berwisata alam.
Diketahui saja, keindahan yang dimiliki oleh Geopark Meratus telah menyimpan kekayaan alam, mulai dari tumbuhan, hewan, bebatuan hingga kawasan wisata yang tergambar dalam lanskap kehidupan masyarakat Banjar di Banua.
Diketahui perjalanan panjang Geopark Meratus hingga diakui UNESCO tak lepas dari upaya semua pihak dan Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) telah menyusun dokumen dossier yang berisi filosofi, logo, rute, hingga upaya Pemprov Kalsel dalam melindungi Geopark Meratus.
Dalam catatannya, Geopark Meratus memiliki 54 situs yang terbagi di empat rute, yakni Barat, Utara, Timur, dan Selatan. Rute Barat mempunyai panjang rute sekitar 85 km yang memiliki Pasar Terapung, Lok Baintan, Kabupaten Banjar.
Selain itu, ada Museum Wasaka, Kampung Tradisional Sasiringan, Galeri Terapung Sasirangan, Rumah Adat Tradisional Banjar, Pulau Kembang, Pembuatan Kapal Tradisional Sewangi, Pemandangan Tongkang Batu Bara, serta Konservasi Bekantan Curiak.
Rute ini mempunyai panjang rute sekitar 188,15 kilometer dan memiliki 14 situs. Tema perjalanan pada Rute Utara adalah Mengikuti Suara Angin Menuju Keajaiban Dayak Meratus, yang artinya ikutilah ke mana arah daun bergoyang tertiup angin.
Adapun situs di rute ini yaitu Batu Sekis Sei Kambang, Matang Kaladan Panoramic, Bendungan Riam Kanan, Jejak Longsoran Bukit Tiwingan, Perikanan Danau Riam Kanan, Rumah Panggung Tebing Danau, Pulau Ulin.
Lalu ada Gunung Api Purba Bawah Laut, Pulau Bekantan, Pulau Pinus, Situs Arkeologi Pulau Sirang, Pohon Saksi Bisu Ba’ah, Desa Belangian, Hutan Hujan Tropis Kahung, Makam Keramat Tenggelam, Pemukiman yang Ditenggelamkan, serta Batupasir Pembawa Intan.
Sedangkan Rute Selatan mempunyai panjang rute sekitar 67,44 km dan 14 situs. Tema perjalanan pada rute ini adalah Sebuah Kilau Perjalanan Dari Hutan Hujan Tropis Menuju Intan, yang artinya Hutan tropis memberi nyawa pada Meratus.
Situs pada rute ini adalah Taman Hutan Hujan Tropika, Pembuatan Tradisional Purun, Kampung Jamu dan Obat Tradisional, Museum Lambung Mangkurat, Pusat Informasi Geopark, Taman Konservasi Anggrek, 16 Habituasi Satwa Endemik.
Sumber: wasaka.kalselprov.go.id