BPBD Tanah Bumbu Gelar Sosialisasi Risiko Bencana, Dorong Mitigasi Terpadu dan Partisipatif

BUKA SOSIALISASI: Kepala BPBD Tanbu, Zulhadi membuka Sosialisasi Risiko Bencana – Foto Ist


BORNEOTREND.COM, KALSEL – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Sosialisasi Risiko Bencana pada Jumat (25/4/2025), bertempat di Aula Gedung BPBD Jalan Darma Praja, Gunung Tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat serta pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana.

Ketua Panitia Pelaksana, Dewi Kristina Untari menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk mengurangi risiko bencana di Tanah Bumbu melalui peningkatan kapasitas mitigasi dan perencanaan penanggulangan yang lebih komprehensif.

“Sosialisasi ini sekaligus menjadi ajang penyampaian hasil kajian risiko bencana yang telah disusun bersama berbagai pihak, dan kini telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Tanbu Nomor 19 Tahun 2025,” ungkap Dewi.

Dokumen kajian risiko bencana tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan penanggulangan bencana daerah untuk periode 2025–2029, dengan tema Antisipasi dan Mitigasi Bencana. Landasan hukum kegiatan ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan para pemangku kepentingan mengenai risiko serta strategi mitigasi bencana, memperkuat partisipasi publik, dan mengembangkan perencanaan berbasis risiko yang efektif dan efisien.

Kepala BPBD Tanbu, Zulhadi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana, baik yang bersumber dari alam maupun non-alam, terlebih dalam konteks Kalimantan Selatan sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) yang sedang berkembang.

“Kami ingin mengantisipasi semua potensi bencana, terutama yang berkaitan dengan tingkat kerentanan masyarakat. Ini memerlukan peningkatan kapasitas bersama untuk mengurangi risiko secara menyeluruh,” jelas Zulhadi.

Ia juga menekankan bahwa kajian risiko bencana merupakan instrumen vital dalam menjaga kesinambungan pembangunan.

“Ancaman bencana tidak dapat dihindari sepenuhnya, tetapi dampaknya bisa diminimalkan melalui perencanaan yang tepat dan terintegrasi,” tambahnya.

Zulhadi berharap kegiatan ini mampu membangun koordinasi dan kolaborasi yang kuat antar pemangku kepentingan, sehingga ke depan tercipta kesepahaman dalam merumuskan kebijakan penanggulangan bencana yang efektif di Tanah Bumbu.

Penulis: Jack

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال