![]() |
| SUSUR SUNGAI: Wali Kota Yamin mendampingi Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III melakukan pengecekan akar masalah banjir yang ada di Kalsel - Foto Dok Istimewa |
BORNEOTREND.COM, KALSEL – Upaya pengendalian banjir di Kota Banjarmasin terus diperkuat melalui langkah konkret di lapangan. Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melakukan susur sungai guna mengidentifikasi langsung akar permasalahan banjir, Kamis (18/12/2025).
Kegiatan susur sungai dimulai dari Sungai Martapura di kawasan Siring Menara Pandang, kemudian berlanjut menyusuri Sungai Andai hingga alur sungai menuju kawasan Trantang. Penelusuran dilakukan untuk memantau kondisi sungai utama, anak sungai, serta titik pertemuan aliran yang selama ini berkontribusi terhadap genangan saat intensitas hujan meningkat.
Kegiatan tersebut diikuti langsung oleh Wali Kota Banjarmasin H. Muhammad Yamin HR bersama Komandan Kodim 1007/Banjarmasin Letkol Czi Slamet Riyadi, sebagai bentuk penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanganan banjir perkotaan.
Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, menegaskan bahwa susur sungai ini merupakan bagian dari kajian teknis untuk menentukan kebijakan penanganan banjir yang tepat sasaran.
“Dari hasil peninjauan, kami menemukan sedimentasi yang cukup tinggi, penyempitan alur sungai, hingga keberadaan bangunan di bantaran yang memengaruhi kapasitas tampung sungai,” ungkapnya.
Menurut Suri, pendangkalan pada sejumlah anak sungai membuat aliran air tidak optimal saat hujan deras, sehingga genangan air bertahan lebih lama di kawasan permukiman.
“Ada anak sungai yang ketinggiannya hampir sejajar dengan daratan. Kondisi ini menyebabkan air sulit mengalir dan akhirnya meluap ke lingkungan warga,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa solusi pengendalian banjir tidak hanya berfokus pada normalisasi fisik sungai, tetapi juga membutuhkan peran serta masyarakat dalam menjaga fungsi sungai.
“Kami akan terus melakukan sosialisasi agar tidak ada penambahan bangunan di bantaran sungai sesuai ketentuan tata ruang. Tanpa dukungan masyarakat, upaya normalisasi tidak akan maksimal,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut, BWS Kalimantan III juga mengerahkan empat unit perahu bermesin berbahan fiber sebagai bagian dari uji kesiapsiagaan kebencanaan sekaligus pemetaan lapangan. Kepala BWS Kalimantan III, Dedi Supriyadi, menyampaikan bahwa armada tersebut dapat dimanfaatkan baik untuk keperluan teknis maupun kondisi darurat.
“Perahu ini dapat digunakan untuk mitigasi maupun penanganan bencana. Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap kesiapsiagaan Kota Banjarmasin,” ujarnya.
Dedi menambahkan bahwa kondisi geografis Kota Banjarmasin yang relatif datar dan dekat dengan permukaan laut menuntut fungsi sungai berjalan optimal agar aliran air tidak tertahan.
“Normalisasi sungai menjadi kebutuhan mendesak. Endapan harus dikurangi agar debit air dapat mengalir lancar menuju sungai utama,” jelasnya.
Berdasarkan hasil susur sungai tersebut, pemerintah akan menyusun skala prioritas penanganan banjir yang dilaksanakan secara bertahap sesuai kondisi teknis dan ketersediaan anggaran. Fokus diarahkan pada alur sungai yang selama ini menjadi penyebab genangan berkepanjangan.
Melalui kolaborasi lintas instansi antara pemerintah daerah dan pusat, diharapkan upaya normalisasi sungai dan penataan bantaran dapat dilakukan secara berkelanjutan guna memperbaiki sistem drainase kota dan meminimalkan risiko banjir di Kota Banjarmasin.
Penulis: Realita Nugraha
