Konsolidasi Tanah Bantu Warga Karangsari Kendal Hadapi Rob dan Tingkatkan Kualitas Hidup

KOMPAK: Dua orang warga pesisir Karangsari penerima manfaat program Konsolidasi Tanah oleh Kementerian ATR/BPN - 

BORNEOTREND.COM, JATENG – Warga pesisir Karangsari, Kabupaten Kendal, kini merasakan perubahan signifikan setelah kawasan mereka terdampak rob dimasukkan ke dalam program Konsolidasi Tanah oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Program ini tidak hanya menata ulang permukiman, tetapi juga memberikan kepastian hukum atas tanah warga.

Sehari-hari, penduduk Karangsari terbiasa hidup dengan air laut yang terus pasang surut. Ketika rob naik, jalanan tergenang, rumah tidak pernah benar-benar kering, dan aktivitas sehari-hari menjadi perlombaan melawan pasang.

“Dulu banjir hampir setiap hari. Kini, setelah ada tanggul dan penataan kawasan, rob tidak lagi melumpuhkan seluruh lingkungan,” ujar Ahmad Junaidi, salah satu warga.


Program Konsolidasi Tanah yang diinisiasi ATR/BPN melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal melibatkan kerja sama warga dan pemerintah. Masyarakat secara sukarela melepaskan sebagian tanah untuk penataan kawasan, yang kemudian difasilitasi dengan pembangunan infrastruktur publik.

Di tanah seluas 40.568 m², pembangunan meliputi 44 unit rumah baru, rehabilitasi 47 unit rumah, perbaikan jalan lingkungan sepanjang 174 meter, sistem drainase sepanjang 378 meter, 18 tangki septik komunal, 91 sambungan instalasi pengolahan air limbah, dan jaringan air bersih PDAM. Total fasilitas umum yang dibangun seluas 696 m².

Selain infrastruktur, warga juga menerima sertipikat tanah. Ahmad Saiful dan Ahmad Junaidi adalah dua dari 546 warga yang menerima sertipikat langsung dari Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, di Desa Bandengan, Kendal, Selasa (2/12/2025).

“Program ini sangat membantu masyarakat. Kini tanah bukan hanya untuk bertahan dari rob, tetapi juga menjadi aset yang bernilai,” kata Ahmad Saiful.

Konsolidasi Tanah telah mengubah cara warga melihat lingkungannya, dari yang sebelumnya selalu terdampak rob menjadi permukiman yang lebih tertata dan nyaman. “Semua berubah, ada sanitasi, perumahan, dan sertipikat. Alhamdulillah,” tutur Ahmad Junaidi.

Program ini membuktikan bahwa penataan kawasan pesisir yang terdampak rob bukan hanya soal fisik, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan ketenangan masyarakat, serta memberi nilai tambah pada permukiman yang sebelumnya tergolong kumuh.

Sumber: Rilis ATR/BPN HSU

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال