![]() |
| SOSOK: Wagub Seno Aji - Foto Dok Istimewa |
BORNEOTREND.COM, KALTIM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendorong para pengusaha muda agar tidak lagi terjebak pada ketergantungan terhadap proyek-proyek APBD. Dorongan ini disampaikan Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, yang meminta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk mengarahkan energi dan inovasi mereka ke sektor riil, terutama bidang pangan yang menjadi kebutuhan strategis daerah.
Menurut Seno, perubahan pola pikir diperlukan agar para pengusaha muda mampu menjadi motor penggerak ekonomi, bukan hanya pelengkap dalam aktivitas pembangunan daerah.
“Paradigma pengusaha muda yang selama ini cenderung bergantung pada proyek APBD harus segera bertransformasi. Penciptaan usaha baru di sektor riil, seperti peternakan ayam skala besar dan perkebunan produktif, jauh lebih efektif dalam membangun fondasi ekonomi yang kokoh,” ujar Seno Aji saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) HIPMI Kaltim di Samarinda.
Ia menilai HIPMI memiliki kapasitas manajerial yang modern, yang jika dioptimalkan dapat mengakselerasi sektor-sektor pangan potensial di Benua Etam. Pemerintah pun mendorong sinergi antara HIPMI dan kelompok pemuda tani untuk memperkuat gerakan kemandirian pangan berbasis usaha nyata.
Optimisme pemerintah semakin menguat seiring meningkatnya produktivitas pertanian Kaltim. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi panen padi sepanjang Januari–September 2025 mencapai 59.670 hektare, naik 12,23 persen atau sekitar 6.500 hektare dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Selain itu, masih terdapat potensi panen sekitar 6.990 hektare pada triwulan akhir 2025.
Selain memperkuat sektor pangan, Seno menjelaskan bahwa Kaltim kini semakin dilirik oleh investor global. Kerja sama dengan Provinsi Anhui, Tiongkok, telah membuka peluang masuknya pengusaha muda luar negeri, termasuk dari Korea Selatan dan Italia, untuk menjajaki bisnis di Kaltim.
Realisasi penanaman modal asing (PMA) pada semester I 2025 mencapai Rp11,04 triliun, menempatkan Kaltim di urutan ke-10 nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa daya saing ekonomi daerah semakin kuat.
“Masuknya investasi asing ini diproyeksikan mampu mengembangkan infrastruktur ekonomi sekaligus menjadi katalis bagi pertumbuhan pengusaha lokal yang berdaya saing. Kami berkomitmen memfasilitasi transformasi ini agar Kaltim tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain utama dalam peta ekonomi nasional dan internasional,” tegas Seno.
Penulis: Agustina/ADV/Diskominfo Kaltim
