BPBD Kaltim Perkuat Koordinasi Lintas Sektor Jelang Puncak Bencana Hidrometeorologi

SOSOK: Analis Kebijakan BPBD Kaltim, Sugeng Priyanto - Foto Dok Istimewa

BORNEOTREND.COM, KALTIM – Menjelang meningkatnya ancaman bencana hidrometeorologi di akhir tahun, BPBD Provinsi Kalimantan Timur memperketat koordinasi dan membangun kekuatan bersama berbagai unsur penting. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan daerah menghadapi potensi banjir dan tanah longsor yang diprediksi eskalasinya meningkat pada periode Desember hingga Februari.

Analis Kebijakan BPBD Kaltim, Sugeng Priyanto, menegaskan bahwa keberhasilan penanganan bencana harus dibangun melalui kerja sama komprehensif, bukan sekadar tindakan sektoral.

“Kami menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antarpihak dalam penanganan bencana. Peran dan fungsi BPBD harus dimaksimalkan untuk menghadapi potensi banjir dan tanah longsor yang mengintai,” ujar Sugeng di Samarinda.


Upaya tersebut diawali melalui rapat koordinasi teknis yang mengundang berbagai elemen kunci seperti Dinas Sosial, Tagana, serta perangkat daerah lainnya. Langkah ini merupakan tindak lanjut atas peringatan BMKG terkait potensi puncak bencana hidrometeorologi dalam beberapa bulan ke depan.

Sugeng juga meminta pemda kabupaten dan kota agar tidak menunda penetapan status darurat apabila kondisi lapangan menunjukkan dampak signifikan. Penetapan status, menurutnya, sangat menentukan cepat atau lambatnya mobilisasi bantuan dari provinsi maupun pusat.

Ia mengutip pengalaman penanganan banjir di Mahakam Ulu yang berjalan efektif setelah status darurat ditetapkan lebih awal, sehingga suplai logistik dari BNPB dan pihak swasta dapat segera mengalir.

Di lapangan, BPBD telah membagi tugas kepada instansi terkait. Dinas Sosial disiapkan untuk mengoperasikan dapur umum dan tenda pengungsian, sementara Dinas Kesehatan difokuskan untuk menyediakan layanan medis dan pasokan obat-obatan di lokasi rawan.

Namun, kesiapan pemerintah dinilai tidak akan cukup tanpa dukungan masyarakat. Sugeng menegaskan bahwa perilaku sederhana, seperti berhenti membuang sampah sembarangan, dapat mengurangi risiko banjir akibat saluran yang tersumbat. Masyarakat yang tinggal di daerah berkontur labil juga diminta meningkatkan kewaspadaan dan menghindari area rentan longsor.

“Edukasi kebencanaan melalui media massa mesti terus digencarkan agar masyarakat tidak panik namun tetap waspada saat menghadapi situasi darurat,” tutup Sugeng.

Penulis: Agustina/ADV/Diskominfo Kaltim

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال