![]() |
| BICARA: Plt. Kepala Disdikbud Kaltim, Armin - Foto Dok Istimewa |
BORNEOTREND.COM, KALTIM – Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Kalimantan Timur tahun ini menghadirkan nuansa optimisme. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menyoroti perjalanan para alumni Sekolah Luar Biasa (SLB) yang kini telah sukses bekerja dan meraih penghasilan layak, sebagai bukti bahwa pendidikan inklusif di daerah ini berjalan pada jalur yang tepat.
Pelaksana tugas Kepala Disdikbud Kaltim, Armin, menyampaikan bahwa paradigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas telah berkembang. Dari yang sebelumnya dipandang sebagai kelompok yang membutuhkan belas kasihan, kini berubah menjadi komunitas yang mampu berkarya dan memegang kendali atas masa depannya.
Menurut Armin, banyak alumni SLB di berbagai kabupaten dan kota di Kaltim telah bekerja di sektor formal maupun informal dengan pendapatan setara Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
“Mereka membuktikan bahwa kemandirian bukan hanya slogan. Ini hasil nyata dari kerja keras semua pihak dalam membangun sistem pendidikan yang ramah bagi anak berkebutuhan khusus,” ujarnya saat mengikuti perayaan di SLBN Pembina Kaltim.
Di kesempatan yang sama, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat mulai dari guru, kepala sekolah, hingga orang tua atas dedikasi mereka mendampingi para siswa hingga mampu menemukan potensi terbaiknya.
Peringatan tahun ini dirancang lebih inspiratif melalui kolaborasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yang melibatkan tujuh SLB di Samarinda, terdiri dari dua sekolah negeri dan lima sekolah swasta. Kepala SLBN Pembina Kaltim, Lilik Farida, menjelaskan bahwa penyatuan kekuatan ini dilakukan untuk menghadirkan acara yang memberi dampak emosional dan motivasi bagi siswa.
Mengangkat tema “Saya Hebat, Kamu Hebat, Kita Semua Istimewa”, kegiatan bertujuan memperkuat mentalitas positif siswa dan menanamkan keyakinan bahwa setiap individu memiliki potensi emas. Diksi sederhana itu, menurut Lilik, sengaja dipilih agar mudah dipahami dan diingat para peserta didik.
Acara berlangsung meriah dengan berbagai agenda seperti penampilan seni, pelepasan balon, hingga flashmob. Aktivitas tersebut dihadirkan sebagai alat pembelajaran untuk membangun keberanian tampil di depan publik, sekaligus mengikis stigma masyarakat tentang disabilitas secara bertahap.
Penulis: Agustina/ADV/Diskominfo Kaltim
