![]() |
| KONFRENSI PERS: Kepala OJK Provinsi Kalsel Agus Maiyo - Foto Dok Istimewa |
BORNEOTREND.COM, KALSEL- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengklaim, hingga September 2025 penyaluran kredit terbesar ada pada masyarakat Kota Banjarmasin dengan proporsi sebesar 65,48 persen atau sebesar Rp53,66 triliun.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala OJK Provinsi Kalsel Agus Maiyo, kamis (30/10/2025) di Kota Banjarmasin.
"Untuk Tingkat Non-Performing Loan (NPL) net tercatat 1,24 persen, sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di angka 82,79 persen, menandakan intermediasi yang sehat," jelasnya.
Penyaluran kredit terbesar ini juga didukung dengan upaya literasi keuangan yang baik di Kota Banjarmasin yang diperkuat oleh Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
"Bahkan belum lama tadi Kota Banjarmasin berhasil meraih TPAKD Award berkat program “Mengubah Sampah Jadi Tabungan Emas” dan UMARA (UMKM Maju dan Sejahtera) yang memberikan permodalan tanpa bunga," jelasnya.
Jika secara total aset perbankan umum di Kalsel mencapai Rp110,39 triliun atau tumbuh impresif sebesar 12,40 persen (yoy). Pertumbuhan aset ini diiringi kenaikan Dana Pihak Ketiga uang meningkat sebesar 12,37 persen yoy dan kredit juga tumbuh 9,19 persen yoy.
“Kontribusi terbesar peningkatan kredit didominasi oleh kredit investasi sebesar 24,93 persen dengan outstanding sebesar Rp23,06 triliun,” tambahnya.
Sedangkan untuk profil risiko relatif terjaga dengan NPL nett 1,24 persen, serta intermediasi yang cukup baik dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 82,79 persen.
“Profil risiko relatif terjaga dengan NPL nett (kredit bermasalah) 1,24 %, serta intermediasi yang cukup baik dengan Loan to Deposit Ratio 82,79 %,” timpalnya lagi.
Bank umum syariah juga mencatatkan kinerja positif. Aset tumbuh 10,22 persen yoy, DPK naik 1,00 persen yoy, dan pembiayaan meningkat 11,28 persen yoy. Financing-to-Deposit Ratio (FDR) mencapai 96,33 persen, dengan Non-Performing Financing (NPF) net hanya 0,73 persen.
Penyaluran kredit masih didominasi oleh sektor rumah tangga (37,55 persen), diikuti pertanian (19,46 persen) dan perdagangan besar dan eceran (15,20 persen).
Pasar Modal Catat Pertumbuhan Signifikan
Sektor pasar modal juga menunjukkan perkembangan positif. Per Agustus 2025, nilai kepemilikan saham di Kalsel mencapai Rp114,137 triliun, tumbuh 33,42 persen yoy, menempati posisi kedua tertinggi di Kalimantan.
Nilai transaksi saham mencapai Rp1,57 triliun, meningkat 72,25 persen yoy, dengan jumlah Single Investor Identification (SID) naik 23,49 persen yoy.
Lembaga Pembiayaan dan Fintech Tumbuh Positif
Kinerja lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan fintech juga stabil. Perusahaan pergadaian swasta menyalurkan pinjaman senilai Rp912 miliar, naik 61,59 persen yoy (Mei 2025).
Sementara layanan pendanaan berbasis teknologi (fintech lending) mencatat outstanding pinjaman Rp958 miliar dengan 336.953 entitas peminjam, serta tingkat wanprestasi (TWP90) tetap terjaga di 2 persen.
Total piutang pembiayaan perusahaan tercatat Rp11,9 triliun (Juli 2025), dengan porsi terbesar pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 30,86 persen. Meskipun rasio Non-Performing Finance (NPF) meningkat sedikit ke 2,12 persen, kondisi masih dinilai sehat.
Perusahaan modal ventura juga menunjukkan pertumbuhan pembiayaan penyertaan sebesar Rp100,9 miliar, naik 13,86 persen yoy, dengan NPF sebesar 1,82 persen.
Penulis: Arief Rahman
