Israel Serang Lebanon, Empat Warga AS Tewas

SERANGAN UDARA: Militer Israel (IDF) melakukan serangan udara ke Lebanon selatan dengan menargetkan pejuang Hizbullah – Foto Antara


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Empat warga negara Amerika Serikat—seorang ayah dan tiga anaknya—tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan, Minggu (21/9/2025). Pemerintah Lebanon mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan “pembantaian” terhadap warga sipil yang tak bersalah.

Serangan terjadi di kota Bint Jbeil dan menyasar dua kendaraan, yakni sepeda motor dan mobil Mercedes. Militer Israel (IDF) mengklaim target utama mereka adalah seorang operator Hizbullah yang tengah mengendarai motor, namun serangan itu juga mengenai kendaraan sipil yang berisi satu keluarga asal Amerika Serikat.

Menurut laporan media resmi Lebanon, NNA, dua rudal ditembakkan dari drone ke arah kedua kendaraan tersebut. Ayah dan ketiga anaknya yang berada di dalam mobil tewas seketika, sementara sang ibu mengalami luka parah dan kini dalam kondisi kritis.

Militer Israel (IDF) mengonfirmasi pihaknya melancarkan serangan di kota Bint Jbeil, dengan klaim berhasil menewaskan seorang operator Hizbullah. Namun, mereka juga mengakui korban sipil ikut menjadi sasaran.

"IDF menyesalkan setiap kerugian terhadap individu yang tidak terlibat dan beroperasi untuk meminimalkan kerugian sebisa mungkin. Insiden ini sedang dalam peninjauan," demikian pernyataan resmi militer Israel, dilansir CNN International.

Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa seorang ayah dan tiga anaknya yang berkewarganegaraan AS tewas dalam serangan tersebut. Sang ibu dilaporkan selamat namun dalam kondisi kritis. Menteri Luar Negeri Lebanon, Youssef Raji, membenarkan hal itu dan menyebut kondisi sang ibu sangat mengkhawatirkan.

Media resmi Lebanon, NNA, melaporkan sebuah drone menembakkan dua rudal ke arah sepeda motor dan sebuah mobil Mercedes. Pengendara motor yang diduga menjadi target utama ikut tewas, sementara di dalam mobil, ayah bersama tiga anaknya kehilangan nyawa seketika.

Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, mengecam keras serangan tersebut yang disebutnya sebagai "pesan intimidasi" bagi warga sipil.

"Serangan Israel ini adalah sebuah pembantaian terhadap warga sipil, sebuah pesan untuk menakut-nakuti rakyat kami yang mulai kembali ke desa-desa mereka di selatan," kata Salam.

Ia menyerukan komunitas internasional untuk mengutuk Israel "dengan sekeras-kerasnya atas pelanggaran berulang terhadap resolusi internasional dan hukum internasional."

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, yang tengah berada di New York menghadiri Sidang Umum PBB, juga mengecam Israel.

"Israel terus melanggar resolusi internasional, terutama perjanjian gencatan senjata. Dari New York, kami menyerukan kepada komunitas internasional, yang para pemimpinnya kini hadir di PBB, untuk melakukan segala upaya menghentikan pelanggaran ini. Tidak akan ada perdamaian di atas darah anak-anak kami," ujar Aoun.

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menyatakan keterkejutan dan kemarahan atas tewasnya tiga anak dari keluarga yang sama dalam serangan tersebut. "Serangan terhadap anak-anak tidak dapat diterima," tulis UNICEF di X.

"Tak seorang pun anak seharusnya membayar harga konflik dengan nyawanya. Permusuhan harus segera dihentikan demi melindungi setiap anak."

Adapun serangan terbaru Israel ini terjadi meski ada kesepakatan gencatan senjata yang difasilitasi AS pada November tahun lalu antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Namun, dalam praktiknya, operasi militer Israel di wilayah Lebanon terus berlanjut.

Serangan itu juga berlangsung hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet menyebut "kemenangan-kemenangan Israel di Lebanon melawan Hizbullah" telah membuka jalan bagi pembicaraan damai dengan Suriah.

Sumber: cnbcindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال