BORNEOTREND.COM, KALSEL- Kondisi perekonomian yang semakin sering terjadi perubahan karena era digital, hingga di dukung dengan ketidakpastian situasi global, mendorong semua negara di dunia harus berbenah dalam rangka memastikan ekonomi negaranya bisa tetap tumbuh dan survive di era sekarang.
Salah satu caranya adalah yang dilakukan oleh Indonesia dengan melakukan reformasi besar-besaran terhadap regulasi investasi yang lebih mudah dan transparan demi memastikan iklim investasi ramah terhadap investor yang masuk.
Sebagai salah satu daerah wilayah di Indonesia yang ikut menjadi target investasi, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Pemerintah Daerah (Pemda) juga terus melakukan berbagai upaya agar dapat mendorong iklim investasi yang lebih baik.
Penelaah Teknis Kebijakan Bidang Promosi Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap (DPMPTSP) Provinsi Kalsel Aditya Nugroho Deri Pradana mengungkapkan, sejumlah upaya Pemprov Kalsel dalam mendorong iklim investasi yang semakin baik di Banua.
“Pertama tentu agar investor bisa mendapatkan data akurat terkait potensi investasi di Kalsel, kami tentunya sudah membuat Aplikasi Bekantan. Aplikasi ini menampilkan seluruh potensi investasi di Kalsel yang terus kami perbaharui. Bahkan dalam aplikasi ini juga kami isi dengan lampiran kajian-kajian terkait investasi di Kalsel yang sudah dilakukan berbagai pihak yang kompeten dibidangnya,” tegasnya.
Tidak hanya melalui Aplikasi, DPMPTSP Provinsi Kalsel juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel dalam rangka menjaring lebih banyak investor luar masuk ke Kalsel melalui Regional Investor Relation Unit Investment, Trade, and Tourism Relations Unit of Kalimantan Selatan (RIRU Intan Kalsel).
Melalui RIRU Intan Kalsel ini potensi investasi di Kalsel akan dikurasi, kemudian dicarikan investor luar yang berminat berinvestasi, serta juga dikolaborasikan dengan pelaku usaha lokal untuk bisa bekerjasama. Sehingga investasi yang masuk memang benar-benar memiliki dampak yang luas, tidak hanya perekonomian secara umum, tapi juga kepada pelaku usaha lokal.
“Kami tentunya sangat terbantu dengan RIRU Intan Kalsel ini dan kita masih bekerjasama sampai sekarang. Karena dengan kolaborasi ini maka kami bisa menjangkau investor luar yang lebih banyak untuk tertarik dan mau berinvestasi ke Banua,” jelasnya.
Tidak hanya itu, dari sisi perizinan usaha yang lebih mudah, pihaknya juga terus melakukan terobosan, salah satunya dengan mendorong Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kalsel untuk dapat membuka layanan Mal Pelayanan Publik (MPP).
Hingga tahun 2025 ini sendiri tercatat sudah ada 8 dari 13 Kabupaten/Kota di Kalsel yang melaksanakan operasional MPP. Diantaranya Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kota Banjarmasin, Kabupaten Tabalong, Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan Kabupaten Banjar.
“Dengan adanya MPP ini investor yang memang memerlukan izin usaha di Kabupaten dan Kota dapat mengurusnya di satu tempat saja. Ini tentu sangat memudahkan mereka,” bebernya.
Kemudian pihaknya rutin melakukan jemput bola kepada investor yang menyatakan tertarik berinvestasi ke Banua.
“Kalau izin usahanya di Provinsi kami bantu pengurusannya. Kalau di pusat izinnya kami berikan rekomendasi. Sedangkan kalau di Kabupaten dan Kota di Kalsel kami bantu koordinasikan dengan Pemkab setempat,” tuturnya.
![]() |
SIDAK: Wakil Walikota Banjarmasin Hj Ananda saat meninjau pelayanan MPP di Mitra Plaza Banjarmasin - Foto Dok Arief |
Sementara itu, Wakil Walikota Banjarmasin Hj Ananda dalam sebuah kesempatan juga ikut menegaskan komitmen Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dibawah kepemimpinan Yamin-Ananda dalam rangka memastikan reformasi investasi di Kota Banjarmasin dapat berjalan baik.
Baginya langkah ini penting dalam rangka mendorong semakin berkembangnya roda perekonomian di Kota Banjarmasin melalui investasi yang masuk.
“Makanya salah satu upaya konkritnya kami menghadirkan MPP di Mitra Plaza Banjarmasin. Dengan demikian masyarakat maupun pelaku usaha di Kota Banjarmasin bisa mengurus berbagai pelayanan publik hingga perizinan hanya di satu tempat saja,” katanya.
Saat ini layanan MPP di Kota Banjarmasin mencakup layanan di OSS, Bank Kalsel, Kejaksaan Negeri Banjarmasin, Kantor Pertanahan, Kantor Kementrian Agama, Polresta Banjarmasin, PDAM Bandarmasih, BAPENDA Provinsi Kalsel, Pengadilan Agama, Kanwil DJP, BPKPAD, Dinas Koperasi, Pengadilan Negeri, Imigrasi Banjarmasin, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Dinas DUKCAPIL, Dinas PUPR dan Dinas PMPTSP.
“Kedepan layanan di MPP akan terus kita kembangkan lagi, supaya manfaatnya betul-betul dirasakan masyarakat dan pelaku usaha. Selain itu kita juga akan jemput bola bagi investor potensial yang ingin membangun usahanya di Kota Banjarmasin,” tegasnya.
Baginya berkembangnya investasi yang masuk ke Kota Banjarmasin akan sangat strategis perannya dalam rangka ikut membangun Kota Banjarmasin yang semakin maju dan sejahtera.
“Dengan adanya investor yang berinvestasi di Kota Banjarmasin, maka lapangan kerja baru akan terbuka, mereka bisa membayar retribusi dan pajak ke Pemko Banjarmasin, lalu dari retribusi dan pajak itu kita bisa bangun berbagai infrastruktur baru dan mengoptimalkan lagi layanan publik yang sudah ada,” tukasnya.
Reformasi Iklim Investasi di Kalsel Sukses Kerek Realisasi Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
![]() |
PANTAU PANEN: Sektor pertanian di Kalsel menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan paling tinggi dalam realisasi perekonomian Kalsel triwulan II-2025 - Foto Dok Nett |
Dengan berbagai upaya tadi jika dilihat secara data, hingga Triwulan I tahun 2025, DPMPTSP Povinsi Kalsel mencatat realisasi investasi sudah menembus angka Rp7 Triliun dari yang Rp30 Triliun yang ditargetkan pada tahun 2025 ini.
Sedangkan Tahun 2024 tadi, DPMPTSP Provinsi Kalsel malah berhasil merealisasikan investasi di Kalsel di atas 100 persen, yakni sebesar Rp25 triliun dari target Pemerintah Pusat sebesar Rp19 triliun.
Kepala DPMTSP Provinsi Kalsel Endri optimis target Rp30 Triliun yang dicanangkan hingga akhir tahun 2025 mampu tercapai.
“Kami tetap optimis sampai akhir tahun target realisasi bisa tercapai meski ditarget tinggi dan dalam efisiensi,” yakinnya.
“Apalagi kita juga sudah melakukan berbagai upaya maksimal, baik itu dengan mempermudah regulasi hingga jemput ke calon-calon investor potensial,” timpalnya.
Kemudian, jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, dorongan realisasi investasi di Kalsel juga berdampak positif terhadap perekonomian Kalsel triwulan II-2025.
Berdasarkan data BPS Kalsel, perekonomian Kalsel triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,39 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, lapangan usaha Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi, mencapai 9,97 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi, sebesar 6,68 persen.
Perekonomian Kalsel triwulan II-2025 terhadap triwulan I-2025 mengalami pertumbuhan sebesar 8,10 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi, mencapai 36,38 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi berada pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, sebesar 38,81 persen.
Perekonomian Kalsel triwulan I sampai dengan II-2025 terhadap triwulan I sampai dengan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi, mencapai 9,03 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi berada pada komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, sebesar 5,50 persen.
Reformasi Iklim Investasi di Kalsel Diacungi Jempol Oleh UMKM Lokal, Anak Kayu: Bantu Produk Kami Di Beli Oleh Buyer Luar Negeri
![]() |
PROMOSI: Irfani Adi Siswanto saat memperkenalkan aneka peralatan masak berbahan kayu ulin kepada masyarakat Korea Selatan - Foto Dok Istimewa |
Irfani Adi Siswanto sangat bersyukur, komunikasinya yang intens dengan Pemda dan BI Provinsi Kalsel dapat membawa bisnis Anak Kayu miliknya berkembang pesat hingga sekarang.
Bahkan salah satu lini Anak Kayu yaitu Uleen, bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan buyer dari Singapura yang kini terus aktif membeli produk Uleen miliknya untuk dipasarkan di luar negeri.
“Perkenalan saya dengan BI Kalsel tidak lepas dari even RIRU Intan Kalsel yang pernah saya ikuti. Disana setelah produk saya dikurasi dan dinyatakan layak, saya pun difasilitasi oleh BI dan Pemerintah Daerah untuk mendapatkan buyer dari luar negeri. Alhamdulillah kerjasama dengan buyer tersebut berlanjut hingga sekarang. Bahkan belum lama tadi saya bisa mengirim produk Uleen hingga dua pick up,” tegasnya.
Bahkan seiring aktifnya dirinya berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan BI Kalsel, dirinya pun juga diajak untuk mengembangkan CSR agar dapat membina masyarakat di wilayah pedesaan agar lebih produktif.
“Kami di Anak Kayu sekarang punya mitra binaan yaitu Kelompok Sejati Karya Nusantara. Mereka ini kita latih untuk membuat berbagai peralatan dapur setengah jadi berbahan kayu ulin. Jadi produknya itu kita beli melalui BUMDES di desa kelompok ini. Alhamdulillah untuk bisa melakukan pembinaan secara berkelanjutan kami juga dibantu peralatan mesin kayu oleh BI Kalsel,” bebernya.
Dirinya pun mengakui peran Pemda dan pihak swasta di sektor perbankan, yaitu BNI dan BI Kalsel sangat besar dalam rangka membawa Anak Kayu, khususnya produk Uleen bisa mengembangkan usahanya hingga sekarang.
“Utamanya dalam hal difasilitasi produk kita untuk semakin luas, salah satunya dengan rutin mengikutkan produk kami dalam pameran bertaraf lokal hingga internasional,” tuturnya.
“Saya berharap kedepannya ini bisa terus aktif dilakukan bersama UMKM potensial lainnya. Sehingga akan banyak kedepannya UMKM di Kalsel yang bisa naik kelas,” lanjutnya lagi.
![]() |
DISKUSI: Owner Anak Kayu Irfani Adi Siswanto (kanan) saat memperkenalkan berbagai macam produk Uleen dalam workshop miliknya di Kota Banjarbaru - Foto Dok Nett |
Sementara itu, Owner Tropis Group H Deddy Subiantor juga mengaku reformasi investasi di Kalsel sekarang sangat membantunya dalam memudahkannya untuk membuat perizinan usaha.
Salah satunya terbaru pengalamannya saat membuat perizinan usaha di Kota Banjarmasin yang cukup di satu tempat saja, yaitu melalui MPP yang ada di kawasan Mitra Plaza Banjarmasin.
“Dulu 5 tahun lalu saya pernah bikin perizinan usaha, harus beberapa kantor yang saya datangi. Namun sekarang semua sudah bisa saya lakukan di satu tempat saja. Ini tentu sangat memudahkan kami para pelaku usaha, karena jauh lebih efesien dan efektif,” katanya.
Tidak hanya itu, pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Kalsel ini juga mengakui, dari sisi pengurusan perizinan pun sangat mudah dan cepat, karena sudah menggunakan sistem online.
“Ini tentu sangat membantu kami pengusaha lokal. Semoga reformasi iklim investasi di Kalsel ini bisa terus dikembangkan, supaya semakin dirasakan dampaknya oleh pelaku usaha,” tukasnya.
Penulis: Arief Rahman