Stok Melimpah, Harga Elpiji 3 Kg di Banjarmasin Masih Stabil

 

Wakil Ketua Hiswana Migas Kalimantan Selatan, H. Irfani. Foto-dok.Istimewa

BORNEOTREND.COM, KALSEL - Wakil Ketua Hiswana Migas Kalimantan Selatan, H. Irfani, memastikan ketersediaan elpiji 3 kilogram (kg) di wilayah Banjarmasin dalam kondisi aman dan melimpah. Ia menyatakan bahwa hingga saat ini, stok elpiji mencapai lebih dari 2.500 metrik ton.

“Stok untuk Kalimantan Selatan sangat cukup, bahkan kapal pengangkut elpiji akan datang lagi minggu depan. Tidak ada kelangkaan,” ujar Irfani saat diwawancarai, Senin (7/7/2025) di Hiswana Migas Banjarmasin.

 

Harga elpiji 3 kg di Banjarmasin pun masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp18.500 per tabung. Saat ini terdapat lebih dari 800 pangkalan elpiji di Banjarmasin dan lebih dari 3.000 pangkalan di seluruh Kalimantan Selatan.

Menurut Irfani, kebutuhan elpiji di Banjarmasin mencapai sekitar 20.000 tabung per hari, atau sekitar 500.000 tabung per bulan. Sementara untuk wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan, penyaluran mencapai 100.000 tabung setiap hari.

Irfani mengakui adanya keluhan masyarakat terkait keterlambatan distribusi elpiji dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh tiga faktor utama: Libur nasional di bulan Mei dan Juni yang mengakibatkan tidak adanya penyaluran elpiji pada hari libur. Kebijakan pembatasan distribusi ke pangkalan, dari sebelumnya 250–300 tabung menjadi maksimal 200 tabung per pengiriman. Peningkatan konsumsi rumah tangga saat libur sekolah, di mana sebagian masyarakat yang biasa menggunakan elpiji non-subsidi beralih ke elpiji 3 kg.

“Kebijakan pembatasan ini berasal dari Pertamina, berdasarkan usulan Dirjen Migas. Tujuannya agar distribusi lebih merata dalam sepekan. Tapi di lapangan kondisinya belum sepenuhnya ideal,” terang Irfani.

Untuk mengatasi lonjakan permintaan, Pertamina memberikan ekstra dropping elpiji ke sejumlah wilayah. Selain itu, Pemko Banjarmasin bersama Dinas Perdagangan, Satpol PP, dan Hiswana Migas juga rutin melakukan monitoring ke pangkalan.

“Hasil monitoring menunjukkan harga di pangkalan tetap sesuai HET. Tidak ada temuan penimbunan,” jelasnya.

Irfani juga mengajak masyarakat yang tergolong mampu secara ekonomi untuk tidak menggunakan elpiji bersubsidi 3 kg.

“Masyarakat dengan penghasilan di atas UMR, atau lebih dari Rp3,6 juta per bulan, seharusnya menggunakan elpiji non-subsidi seperti 5,5 kg atau 12 kg. Kalau yang mampu pakai elpiji subsidi, maka masyarakat kecil jadi korban,” tegasnya.

Ia berharap, dalam dua minggu ke depan, distribusi elpiji bisa kembali normal dan lebih tertata.

Penulis: Realita

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال