Pemkot Banjarmasin Perkuat Kapasitas Tenaga Lapangan Demi Penanganan Stunting yang Konkret

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP2S) Kota Banjarmasin di Hotel Rattan Inn. Foto-dok. Diskominfo Banjarmasin

BORNEOTREND.COM, KALSEL - Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) mengambil langkah strategis dalam menangani masalah stunting. Penanganan tidak lagi hanya bersifat seremonial, melainkan difokuskan pada penguatan kapasitas seluruh lini terdepan, mulai dari camat, lurah, hingga petugas Puskesmas.

Langkah konkret ini diwujudkan melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP2S) Kota Banjarmasin. Acara yang berlangsung selama dua hari, pada 1-2 Juli 2025, ini diselenggarakan di Hotel Rattan Inn, Jalan A. Yani Km 5, Banjarmasin.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dr. Machli Riyadi, secara langsung membuka kegiatan tersebut. Dalam arahannya, Machli menegaskan bahwa penanganan stunting membutuhkan strategi nyata, sinergi yang kuat, serta pemahaman regulasi yang terus berkembang.

"Hari ini saya mewakili Wali Kota dan Ibu Ketua TP PKK untuk memastikan bahwa seluruh pelaksana percepatan penanganan stunting di Banjarmasin mendapatkan penguatan kapasitas yang konkret. Ini bukan hanya soal menurunkan angka, tapi soal menyelamatkan generasi penerus bangsa," ujar Machli.

 

Menurutnya, penguatan harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Untuk itu, DPPKBPM mengundang narasumber dari Kementerian Dalam Negeri serta pemateri lain yang berkompeten, dengan harapan langkah ini dapat menjadi solusi efektif.

"Kami mengundang seluruh komponen dari kecamatan, kelurahan, Puskesmas, termasuk para nutrisionis, perawat, dan bidan. Karena kita sama-sama tahu, stunting adalah masalah gizi kronis yang membutuhkan intervensi langsung dari tenaga medis di lapangan," tegas Machli.

Machli mengakui bahwa selama ini, kelemahan utama dalam penanganan stunting adalah lemahnya sistem pengawasan dan sinergi antarinstansi.

"Kami tidak ingin hanya bergerak di atas kertas. Penguatan pengawasan akan jadi prioritas tahun ini. Karena kalau pengawasannya lemah, maka akurasi data dan intervensi lapangan juga akan keliru," jelasnya.

Ia menambahkan, tahun 2025 ini harus menjadi momentum awal untuk menentukan hasil evaluasi menyeluruh yang akan dilakukan tahun depan. Meskipun demikian, Pemkot Banjarmasin optimis angka stunting dapat ditekan secara signifikan.

"Dimulai tahun ini, hasilnya dievaluasi tahun depan. Kita tidak bisa berharap hasil instan, tapi kita harus mulai dari sekarang. Optimisme ini sejalan dengan misi utama Wali Kota, menciptakan generasi penerus yang cerdas, sehat, dan berkarakter. Penurunan stunting adalah bagian tak terpisahkan dari itu," pungkas Machli.

Sumber: Diskominfo Banjarmasin

Penulis: Realita

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال