![]() |
Pablo Escobar – Foto National Geographic |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Nama Pablo Escobar tak hanya melegenda di dunia kriminal internasional, tapi juga menyisakan jejak kekuasaan, kekayaan, dan teror. Sang bos kartel Medellín itu sempat menawarkan melunasi utang negara demi menghindari ekstradisi, membangun penjara sendiri yang ia jadikan tempat bersenang-senang, hingga meninggal dalam kejar-kejaran dengan aparat di usia 44 tahun.
Dia disebut menyimpan banyak harta tersembunyi dan kini masih diburu. Hingga kini, hartanya senilai lebih dari US$30 miliar atau setara Rp488 triliun diyakini belum juga ditemukan secara utuh.
Harta kekayaan semacam itu sebagian besar keuntungan dari bisnis narkoba di Kolombia. Saat masih hidup dan menguasai kartel, dia bahkan pernah menawarkan kepada pemerintahnya untuk melunasi utang luar negeri sebesar Rp 298 triliun.
Namun tawaran ini tidak gratis, dia ingin ekstradisi ke Amerika Serikat dibatalkan. Tapi tawaran ditolak oleh pemerintahan Kolombia saat itu.
Ekstradisi ke Amerika Serikat memang akhirnya dibatalkan setelah parlemen setuju. Dan sebagai gantinya, sang bandar ini harus masuk penjara. Lagi-lagi berkat kaki tangan yang dia miliki di pemerintahan serta ancaman yang tidak main-main, Escoba setuju dipenjara tapi penjara yang dia bangun sendiri. Ia kemudian bersedia menyerahkan diri untuk dipanjara selama lima tahun.
Britanica menuliskan peristiwa ini, "Meski masuk penjara namun hal itu tak punya efek bagi kejahatan dan gaya hidup Escobar. Dia membangun penjara yang mewah yang dinamakan La Cathedral."
Penjara yang dia buat untuk diri sendiri dan kelompoknya itu, juga punya aturan yang tidak boleh dilanggar, yaitu dalam jarak beberapa kilometer tidak boleh ada aparat pemerintah yang berjaga.
Dia juga bebas memanggil para pelacur yang dia suka untuk bersenang-senang bersama gengnya. Bukan hanya itu, penjara itu juga bebas dikunjungi keluargnya dan bebas mendatangkan alat-alat kasino buat main judi.
"Plata o Plomo"
Britanica juga menggambarkan filosofi kerja geng Escobar, "plata o plomo," yang artinya uang atau peluru.
Strategi 'pukul' atau 'rangkul'. Kalau tidak bisa diberi uang suap, maka siap-siap meregang nyawa.
Di sisi lain, hal ini membuat Presiden Kolombia kala itu, Virgilio Barco Vargas tak bisa berbuat banyak. Masalahnya, bila dia dibiarkan di luar penjara justru kejahatan di Kolombia makin tak terkendali.
Netflix pernah menayangkan serial panjang kehidupan Escobar dan gangnya itu dalam film "Narcos", termasuk bagaimana Escobar menjebak wakil menteri kehakiman sehingga tak bisa keluar dari penjaranya.
Dia sangat tajir, kuat, dan sanggup menghilangkan nyawa siapa saja yang berani melawannya. Kekayaanya bisa menyuap ke berbagai lini di pemerintahan.
Majalah Forbes pernah melansir Escobar masuk dalam daftar orang terkaya dunia selama tujuh tahun berturut-turut dari tahun 1987 sampai 1993 di urutan ke-7.
Forbes mencatat kekayaan bersihnya pada tahun 1988 sudah mencapai sebesar 3 miliar dollar AS atau setara Rp15 miliar sehari. Kekayaan terus bertambah dari ke tahun.
Pria kelahiran Madelin Desember 1949 ini, berkuasa seperti negara dalam negara. Menyuap hakim adalah hal biasa. Bila tak mempan disuap, dihabisi nyawanya.
Bahkan pernah ada peristiwa di mana para hakim memakai topeng saat menyidangkan kasus narkoba, karena takut wajahnya terekpos yang berarti nyawa taruhannya.
Namun sepandai-pandai Escobar berkelit, sang Sicarios (pembunuh) ini tewas dalam sebuah aksi penyergapan pada 2 Desember 1993. Dia tewas di kota kecil kelahirannya, usai pesta sampanye dalam acara hari ulang tahunnya ke 44.
Sumber: cnnindonesia.com