Meta “Bajak” Peneliti ChatGPT, CEO Open AI Murka

CEO OpenAI Sam Altman – Foto cnbcindonesia


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Persaingan antara OpenAI yang terkenal dengan aplikasi buatannya ChatGPT dan Meta dalam memburu talenta terbaik kecerdasan buatan (AI) kian sengit. CEO OpenAI Sam Altman bahkan meluapkan amarahnya terhadap CEO Meta, Mark Zuckerberg, setelah perusahaan milik Zuckerberg tersebut “membajak” sejumlah peneliti top OpenAI dengan tawaran gaji selangit.

"Kita yang tadinya hanya kutu buku di sudut ruangan kini menjadi orang paling menarik perhatian di industri teknologi. AI-nya Twitter toksik, aksi Meta norak, saya kira ke depan bakal tambah menggila. Setelah saya dipecat dan kembali lagi, saya pernah bilang itu tak akan menjadi hal tergila di sejarah OpenAI. Ini juga," kata Altman.

Pemicu kemarahan Altman adalah pembajakan karyawan OpenAI oleh Meta. Dalam sepekan terakhir, sudah 7 orang pegawai OpenAI pindah ke Meta.

Meta adalah perusahaan induk dari Facebook, Instragram, dan WhatsApp. Mark Zuckerberg, CEO Meta dan pendiri Facebook, memang punya ambisi besar untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan.

Laporan The Information yang dikutip Reuters menyatakan empat peneliti OpenAI bernama Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi dan Hongyu Ren telah setuju untuk pindah ke Meta. Sebelumnya, Wall Street Journal mengabarkan bahwa Meta telah merekrut tiga pegawai OpenAi yang bermarkas di Swiss, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai.

Meta dikabarkan menawarkan gaji selangit untuk pekerja yang ahli di bidang kecerdasan buatan. Bahkan, uang pindah yang ditawarkan disebut menembus US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.

Altman menyatakan Meta memang sudah lama mengincar hampir semua pegawai terbaik OpenAI tetapi kebanyakan menolak untuk pindah.

"Meta berhasil merekrut beberapa orang hebat, saya akui, tetapi secara keseluruhan, mereka gagal mendapatkan incaran teratas dan harus mencari orang-orang di bawahnya. Mereka sudah lama mencoba melakukan ini. Saya sudah tidak tahu berapa kali mereka mencoba menawarkan orang dari sini untuk menjadi Chief Scientist," katanya.

Dia mengatakan bahwa OpenAI sedang mengkaji kenaikan gaji untuk seluruh tim peneliti AI di perusahaan. Namun, ia menegaskan bahwa motif ekonomi bukan satu-satunya daya tarik OpenAI.

"Saya bangga industri kita adalah industri yang fokus kepada misi tertentu, tetapi tentu saja pasti tetap ada para prajurit bayaran. Namun, saya yakin 'misionaris' selalu bisa menang melawan prajurit bayaran," kata Altman.

Meta, induk usaha Facebook, Instagram, dan WhatsApp, ingin bersaing dengan OpenAI untuk mewujudkan AI yang kecerdasannya setara dengan manusia yang disebut sebagai "artificial general intelligence" atau AGI.

Sumber: cnbcindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال