China Kirim Sistem Rudal Pertahanan Udara ke Iran Usai Perang 12 Hari dengan Israel

RUDAL SAM: Rudal permukaan-ke-udara (SAM) milik China dikirimkan ke Iran untuk memperkuat pertahanan udara negerinya para Mullah – Foto okezone.com


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - China mengirimkan baterai rudal permukaan-ke-udara (SAM) kepada Iran beberapa pekan setelah konflik 12 hari antara Iran dan Israel, sebagai upaya Teheran memperkuat pertahanan udaranya yang selama ini rentan terhadap serangan Israel.

Menurut keterangan sumber pejabat Arab yang dilansir Middle East Eye, pengiriman itu terjadi setelah gencatan senjata de facto tercapai antara Iran dan Israel pada 24 Juni. Pejabat lain yang juga mengetahui intelijen sensitif ini mengatakan bahwa sekutu Arab Amerika Serikat (AS) telah mengetahui upaya Teheran untuk "mendukung dan memperkuat" pertahanan udaranya dan telah memberi tahu Washington.

Tidak disebutkan berapa banyak rudal SAM yang telah diterima Iran dari China, namun menurut seorang sumber, Teheran membayar pembelian sistem tersebut dengan pengiriman minyak. China adalah importir minyak Iran terbesar, dengan hampir 90 persen ekspor minyak mentah dan kondensat Teheran mengalir ke Beijing, menurut data Badan Informasi Energi AS.

Selama beberapa tahun, China telah mengimpor minyak Iran dalam jumlah rekor meskipun ada sanksi AS, menggunakan negara-negara seperti Malaysia sebagai pusat transshipment untuk menutupi asal minyak mentah.


Memperdalam Hubungan Kedua Negara

Pengiriman tersebut menandai semakin dalamnya hubungan Beijing dengan Teheran dan terjadi ketika beberapa pihak di Barat mencatat bahwa China dan Rusia tampaknya menjaga jarak dari Iran di tengah serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Israel mencapai superioritas udara di langit Iran selama konflik, menghancurkan landasan peluncuran rudal balistik dan membunuh para jenderal serta ilmuwan Iran.

Meskipun demikian, pemerintah Iran mampu bertahan dari serangan tersebut. Pemerintah juga mampu terus menembakkan rudal balistik ke Israel, menghancurkan beberapa lokasi sensitif di Tel Aviv dan Haifa sebelum gencatan senjata tercapai.

Pada akhir 1980-an, Iran menerima rudal jelajah HY-2 Silkworm dari China melalui Korea Utara ketika berperang dengan Irak. Rudal itu digunakan selama perang dengan Kuwait dan serangan terhadap kapal tanker minyak berbendera AS selama apa yang disebut perang tanker.

Iran diyakini menggunakan S-300 Rusia, yang mampu menyerang pesawat terbang dan UAV selain menyediakan beberapa kemampuan pertahanan rudal jelajah dan balistik, serta sistem lama China dan baterai produksi lokal seperti seri Khordad dan Bavar-373.

Sistem ini diyakini memiliki kemampuan terbatas untuk menembak jatuh pesawat tempur siluman F-35 AS yang dioperasikan Israel.

Sumber: okezone.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال