![]() |
FLS2N: Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Balangan 2025 digelar di SMAN 2 Paringin – Foto Ist |
BORNEOTREND.COM, KALSEL - Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Balangan 2025 berlangsung meriah di SMAN 2 Paringin. Ratusan pelajar dari berbagai SMA ambil bagian dalam 13 cabang lomba, mulai dari baca puisi, cipta lagu dan puisi, desain poster, fotografi, jurnalistik, komik digital, menulis cerpen, kriya, monolog, hingga tari kreasi dan menyanyi solo.
Ketua Panitia, Ahmad Ariansyah, menyebut kompetisi tahun ini berlangsung sangat kompetitif. Hampir semua peserta tampil maksimal, hingga juri mengalami kesulitan menentukan pemenang.
“Juri cukup kesulitan menentukan pemenang karena hampir seluruh peserta tampil maksimal. Kualitas mereka cukup merata dan sesuai dengan standar penilaian yang ditetapkan,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (17/6/2025) siang.
Ariansyah optimistis, para juara dari Balangan berpeluang kuat untuk bersaing di tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
“Bakat dan semangat para peserta sangat menjanjikan. Ini bukan sekadar soal juara, tetapi bagaimana mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang kreatif dan percaya diri,” tambahnya.
Menariknya, banyak karya yang ditampilkan tahun ini sarat dengan nilai-nilai budaya lokal Kalimantan Selatan. Mulai dari tema puisi, komposisi tari, hingga unsur visual dalam poster dan fotografi menggambarkan keterhubungan peserta dengan akar budaya mereka, khususnya identitas Balangan.
Salah satu juri lomba, Fahmi Wahid, mengapresiasi keberanian peserta mengangkat elemen tradisional dalam kemasan modern.
“Beberapa karya memadukan unsur lokal dengan pendekatan kekinian. Ini langkah positif untuk pelestarian budaya sekaligus inovasi,” tuturnya.
FLS3N merupakan program tahunan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan menumbuhkan kecintaan pelajar terhadap seni dan budaya Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi wadah penting untuk mengidentifikasi serta membina minat dan bakat siswa di luar ranah akademis.
Ketua MKKS SMA Balangan, Baihaki SPd MPd menyebut FLS3N sebagai bagian dari strategi pendidikan karakter berbasis budaya. Ia menegaskan pentingnya lomba ini tidak hanya sebagai kompetisi, tetapi juga sebagai ruang tumbuhnya nilai-nilai positif dalam diri pelajar.
“FLS3N bukan hanya lomba. Ini proses pembelajaran. Siswa dilatih untuk mengekspresikan ide, menghargai karya orang lain, dan berkompetisi secara sehat. Itu semua bagian dari pendidikan karakter,” jelas Baihaki.
Ia juga menekankan peran sekolah sebagai ruang yang harus terbuka bagi tumbuhnya kreativitas siswa.
“Kalau ada potensi seni di diri siswa, maka sekolah wajib memberi ruang. FLS3N adalah salah satu panggung penting untuk itu,” ucapnya.
Keberhasilan penyelenggaraan FLS3N ini juga tidak lepas dari kontribusi para guru pembina. Mereka berperan bukan hanya sebagai pelatih, tetapi juga pembimbing karakter. Nilai disiplin, tanggung jawab, dan semangat kerja sama turut mereka tanamkan dalam proses pendampingan.
MKKS Balangan berharap, ajang FLS3N bisa menjadi titik tolak munculnya lebih banyak inisiatif seni dan sastra di lingkungan sekolah. Tak hanya sebagai acara seremonial tahunan, tapi juga bagian dari pendekatan pendidikan yang membumi dan berkelanjutan.
“Dengan dukungan bersama, seni bisa tumbuh sebagai kekuatan pendidikan yang membentuk siswa tak hanya cerdas, tapi juga peka terhadap nilai budaya dan tantangan zamannya,” pungkas Baihaki.
Penulis: Sri Mulyani