Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Bagian dari Dokumen RPJMD yang Harus Dimutakhirkan

 

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel Hadeli Rosyadi, didampingi Kabid Kebudayaan Raudati Hildayati dan Kasi Kesenian Sunjaya Adiarso, saat memberikan keterangan tentang kegiatan ekspos penyusunan pemutakhiran DPPK tahun 2025.
(Foto: yadie)


BORNEOTREND.COM - Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel menggelar ekspos tentang Penyusunan Pemutakhiran Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan, yang disampaikan Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ULM. Menghadirkan sejumlah pihak terkait yang dilaksanakan di salah satu hotel di Banjarmasin, Kamis (26/6/2025).

Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, Raudati Hildayati, kegiatan ini digelar agar bisa diketahui pihak terkait dan menerima masukan jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau dipertajam lagi.

"Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan ini bagian dari dokumen RPJMD, sudah kita berikan ke tim RPJMD Provinsi Kalsel. Alhamdulillah 13 kabupaten/kota juga sudah memiliki dokumen ini. Namun ada beberapa kabupaten/kota datanya juga harus diperbaiki atau dimutakhirkan agar relevan dengan kondisi saat ini," ujar Raudati Hildayati.

Kegiatan yang dibuka langsung Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel Hadeli Rosyadi (mewakili Pj Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel), dalam sambutannya menyambut baik adanya ekspos tentang Penyusunan Pemutakhiran Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan tersebut. 

"Saya sangat mengapresiasi kegiatan ekspos ini, karena memuat pokok pikiran tentang kebudayaan, apa yang bisa dikembangkan dan potensinya bagi daerah. Pemerintah provinsi tentu sangat mendukung," ujarnya kepada media.

Adapun dari Tim LPPM ULM yang mempresentasikan diwakili oleh Prof. Rusma Mooryati, M.Pd dan Prof. Rustam Effendi, Ph.D. Dalam laporannya Tim LPPM ULM menyampaikan sejumlah temuan yang mencerminkan dinamika, potensi, dan tantangan kebudayaan di tingkat daerah.

HE Benyamin (akademi Bangku Panjang), didampingi Suwarjia (Universitas PGRI Kalimantan) dan Khairiadi Asa (Dewan Kesenian Kalsel), memberikan tanggapan dan masukan.
(Foto: yadie)

Dari diskusi yang berkembang juga banyak masukan yang diberikan para peserta yang antusias mengikutinya. Diantaranya disampaikan oleh HE Benyamin (Dewan Kesenian Kalsel/Akademi Bangku Panjang) dan Suwarjia (Universitas PGRI, Prog Studi Pendidikan Seni Tari) seputar regenerasi seniman/pelaku budaya dan infrastruktur kebudayaan yang ada di daerah.

Editor: Khairiadi Asa



Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال