![]() |
WAWANCARA: Kepala Dinas Kesehatan Pulpis dr Pande Putu Gina (kanan) bersama Wabup Pulang Pisau dan dokter setempat - Foto Dok Nett |
BORNEOTREND.COM, KALTENG- Strategi penanganan stunting di Kabupaten Pulang Pisau kini bergeser lebih progresif. Bukan lagi menunggu anak-anak lahir dengan risiko stunting, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan memilih mencegahnya bahkan sejak remaja putri mulai haid.
“Kita ingin tidak ada lagi anak yang stunting sejak lahir. Maka edukasi pada remaja dan ibu hamil jadi sangat penting,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau dr Pande Putu Gina saat membuka kegiatan Gerakan Cegah Stunting, Rabu (4/6/2025) di Aula Kantor Camat Kahayan Hilir.
Menurut dia, remaja putri yang sudah mengalami haid harus rutin mengonsumsi tablet tambah darah agar ketika hamil nanti melahirkan generasi bebas stunting. Program ini akan didorong melalui Posyandu dan layanan kesehatan primer.
Ia menambahkan, gerakan hari ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang lebih fokus pada pemulihan anak stunting. “Kita sekarang menargetkan agar yang sehat tetap sehat, jangan sampai jatuh ke kondisi stunting,” ujarnya.
Pemerintah juga mengimbau ibu hamil aktif memeriksakan diri ke puskesmas dan rumah sakit, mengingat pentingnya skrining dini.
“Ada program pemeriksaan WSG dua kali dalam enam bulan. Ini bagian dari upaya mencegah, bukan sekadar mengobati,” jelasnya.
Ia pun mengapresiasi kerja keras jajaran Dinas Kesehatan, tim PKK, dan Dharma Wanita Persatuan.
“Saya salut. Ini kerja kolaboratif yang luar biasa demi masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.
Sumber: Nett