![]() |
BUKA PELATIHAN: Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, saat membuka pelatihan penggunaan pewarna alami bagi perajin kain sasirangan – Foto Diskominfo Banjarmasin |
BORNEOTREND.COM, KALSEL - Di tengah gempuran produk tekstil modern, Pemerintah Kota Banjarmasin terus berkomitmen menjaga eksistensi kain sasirangan sebagai warisan budaya khas Kalimantan Selatan. Salah satu langkah nyatanya adalah pelatihan penggunaan pewarna alami yang digelar sejak 10 hingga 14 Juni 2025, bekerja sama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta.
Pelatihan ini diikuti oleh empat pengrajin terpilih dari Industri Kecil Menengah (IKM) sasirangan di Banjarmasin, yakni Reisya (IKM Lins Sasirangan), Noor Hafidzah (IKM Kurihing Gallery), Ida Rahmi (IKM Dara Sasirangan), dan Bintang Suryani (IKM Berkah Sasirangan). Mereka merupakan pemenang lomba Desain Motif Sasirangan yang sebelumnya digelar oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota.
Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, saat membuka pelatihan pada Kamis (12/6/2025), menyampaikan bahwa inovasi melalui pewarna alami bukan hanya menjaga nilai budaya, tetapi juga menjawab tuntutan tren global terhadap produk ramah lingkungan.
“Saya berharap pelatihan ini mampu meningkatkan kualitas dan menghadirkan terobosan dalam produksi kain sasirangan. Kreativitas para pengrajin sangat penting agar budaya Banjar tetap hidup dan berdaya saing,” ujar Yamin.
Didampingi Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj. Neli Listriani, Yamin menekankan bahwa kreativitas pengrajin merupakan kunci dalam mengangkat nilai warisan budaya agar mampu berkontribusi dalam kemajuan ekonomi daerah.
“Kita berharap para pengrajin terus berkreasi dan mengembangkan ciri khas warisan budaya Banjar. Ini penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendorong Banjarmasin menuju kota yang maju dan sejahtera,” tambahnya.
Sasirangan sebagai Warisan Budaya
Kain sasirangan merupakan warisan budaya tak benda yang berasal dari tradisi kerajaan Banjar. Kini, kain ini menjadi ikon usaha kreatif khas Kalimantan Selatan, yang juga telah tercatat sebagai kekayaan intelektual komunal.
Upaya pelatihan penggunaan pewarna alam menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian sasirangan, sekaligus menjawab tuntutan pasar akan produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi pengembangan industri kreatif berbasis budaya lokal.
“Melalui peningkatan kapasitas SDM, khususnya IKM Sasirangan yang menggunakan pewarna alami, diharapkan lahir produk-produk berkualitas, ramah lingkungan, dan bernilai tinggi. Ini akan memperkuat daya saing produk lokal di pasar nasional maupun global,” tutup Muftezar.
Sumber/Penulis: Diskominfo Banjarmasin/Realita Nugraha