Waspada Perang Nuklir, Pakistan dan India Meningkatkan Aktivitas Militer Pasca Serangan di Kashmir

Pakistan memiliki rudal jarak pendek seri Fatah yang bisa meluncur sejauh 120 kilometer – Foto cnbcindonesia.com


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Pakistan dan India meningkatkan kesiapan militer mereka setelah serangan teroris di wilayah Pahalgam, Kashmir. Kedua negara nuklir itu kini berada di bawah bayang-bayang eskalasi konflik, dengan Pakistan menggelar dua uji coba rudal dan India mempersiapkan latihan pertahanan sipil skala nasional.

Pada Senin (5/5/2025), Pakistan meluncurkan rudal jarak pendek seri Fatah, yang memiliki jangkauan 120 km. Peluncuran itu berhasil mengenai target dan menjadi bagian dari latihan militer bersandi Latihan Indus. Dua hari sebelumnya, Islamabad juga menguji Sistem Senjata Abdali dengan jangkauan 450 km.

"Peluncuran uji rudal tersebut, yang memiliki jangkauan 120 kilometer (74,5 mil) ditujukan untuk memastikan kesiapan operasional pasukan dan memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi rudal yang canggih dan akurasi yang ditingkatkan," menurut pernyataan dari Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR) dikutip Russia Today.

Kedua rudal termasuk dalam keluarga senjata berpemandu yang dikembangkan oleh konglomerat pertahanan dalam negeri Pakistan, GIDS. Uji coba ini disaksikan oleh perwira tinggi Angkatan Darat Pakistan, yang menyatakan kesiapan penuh untuk menggagalkan “setiap agresi terhadap integritas teritorial.”

India menanggapi dengan menggelar latihan pertahanan sipil nasional pada 7 Mei, langkah yang belum pernah dilakukan sejak Perang India-Pakistan 1971. Latihan ini mencakup simulasi serangan udara, pelatihan evakuasi, kamuflase infrastruktur vital, dan penerapan pemadaman listrik darurat.

Ketegangan dipicu oleh serangan teroris 22 April lalu yang menewaskan 26 warga sipil di Pahalgam, Jammu dan Kashmir. India menyalahkan kelompok militan yang diduga berbasis di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, meski klaim tanggung jawab awal dari The Resistance Front kemudian ditarik kembali.

Perdana Menteri India Narendra Modi menanggapi insiden ini dengan memberi angkatan bersenjata "kebebasan operasional penuh" untuk merespons. Sementara Pakistan membantah tuduhan bahwa negaranya menjadi tempat perlindungan militan lintas batas.

Kondisi ini menambah kecemasan regional dan internasional atas potensi konflik terbuka antara dua negara pemilik senjata nuklir.

Sumber: cnbcindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال