![]() |
Pasar game di Indonesia berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional – Foto Net |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Meski pasar game di Indonesia mencapai Rp 30 triliun dan tertinggi di Asia Tenggara, naun hanya 2,5% di antaranya yang dinikmati pengembang lokal. Ketimpangan ini dinilai sebagai hambatan utama kemajuan industri game nasional.
Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, mengungkapkan bahwa valuasi pasar game global kini telah menembus USD 187 miliar atau dua kali lipat dari gabungan industri film dan musik dunia.
Di Indonesia, nilai pasar game lokal tercatat sebesar Rp 30 triliun, menjadikannya yang tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 secara global.
Namun, Shafiq menyoroti bahwa pengembang lokal hanya menguasai sekitar 2,5% dari total nilai pasar domestik atau sekitar Rp 750 miliar per tahun. Sisanya, 97,5%, dinikmati oleh game asing.
"Industri lokal juga kesulitan mendapatkan akses pendanaan awal, yang membuat mereka sulit bersaing di pasar sendiri," ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa industri game memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyebut sektor ini bisa menjadi pendorong menuju target pertumbuhan ekonomi 8% ke depan.
"Kita harus melihat kontribusi industri game sebagai salah satu penggerak ekonomi baru. Untuk itu, penting bagi pemerintah memahami kebutuhan pelaku industri dan menyusun kebijakan yang sesuai," ujar Meutya dalam siaran pers.
Ia menambahkan, dialog aktif antara pemerintah dan pelaku industri—khususnya pengembang game lokal—akan menjadi kunci untuk menciptakan sinergi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Sumber: cnbcindonesia.com