Matahari Tepat di Atas Kabah pada 27 dan 28 Mei, Umat Islam Diimbau Cek Arah Kiblat lewat Fenomena Rashdul Kiblat

Ilustrasi – Matahari tepat di atas Kabah – Foto Kemenag RI


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama RI mengajak umat Islam di seluruh Indonesia untuk memverifikasi ulang arah kiblat pada tanggal 27 dan 28 Mei 2025. Ajakan ini bertepatan dengan terjadinya fenomena astronomis Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat, yaitu saat posisi matahari tepat berada di atas Ka'bah.

Fenomena Istiwa A’zam akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 27 dan 28 Mei 2025, tepat pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Pada momen ini, seluruh bayangan benda yang berdiri tegak lurus di mana pun di bumi akan membelakangi arah kiblat secara akurat.

"Ini adalah waktu yang sangat berharga bagi kita semua untuk memastikan arah kiblat dalam shalat benar-benar sesuai dengan Ka'bah," ujar Arsad Hidayat, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Arsad mengatakan berdasarkan kajian ilmu falak atau astronomi, terdapat berbagai metode untuk memastikan arah kiblat. Beberapa diantaranya adalah menggunakan kompas, theodolite maupun dengan mengamati langsung peristiwa Rashdul Kiblat.

"Peristiwa Istiwa A’zam akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 27 dan 28 Mei 2025. Pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA, matahari akan berada tepat di atas Ka'bah," kata dia.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan saat melakukan pengecekan arah kiblat melalui peristiwa ini.

Pertama, benda yang dijadikan patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus. Disarankan menggunakan alat bantu seperti lot atau bandul.

Kedua, permukaan tempat meletakkan benda patokan harus datar dan rata. Permukaan yang tidak sejajar dapat menyebabkan bayangan melenceng dan arah kiblat menjadi tidak akurat.

Ketiga, waktu pengamatan harus tepat, yaitu pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA pada tanggal yang disebutkan. Jam yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan waktu resmi dari BMKG, RRI atau Telkom untuk menghindari kesalahan waktu.

Menurutnya, fenomena Rashdul Kiblat hanya terjadi dua kali dalam setahun dan merupakan peluang penting bagi umat Islam untuk menyesuaikan kembali arah kiblat secara ilmiah dan sederhana.

"Ini adalah waktu yang sangat berharga bagi kita semua untuk memastikan arah kiblat dalam shalat benar-benar sesuai dengan Ka'bah," kata dia.

Sumber: Antara

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال