![]() |
BANJIR: Jalan di Kota Samarinda tergenang banjir karena curah hujan tinggi – Foto Antara |
BORNEOTREND.COM, KALTIM - BMKG Stasiun Samarinda memperingatkan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama dasarian II Mei (11–20 Mei). Hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan melanda sebagian besar wilayah, dengan risiko banjir, longsor, dan pohon tumbang seperti yang terjadi di Kota Samarinda, Senin (12/5/2025).
Kepala Stasiun BMKG Samarinda, Riza Arian Noor menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Kaltim memiliki peluang 80–90 persen mengalami hujan kategori menengah, dengan curah hujan diperkirakan mencapai 50–150 mm.
Sementara itu, beberapa wilayah seperti bagian selatan Kota Samarinda diprakirakan mengalami hujan kategori rendah dengan curah hujan antara 0–50 mm dan peluang sekitar 60 persen.
“Cuaca seperti ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, jalan licin, hingga pohon tumbang. Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan,” ujar Riza dalam keterangannya di Samarinda, Selasa (13/5/2025).
Kondisi Terbaru: Banjir dan Longsor di Samarinda
Hujan lebat yang mengguyur Kota Samarinda sejak subuh hingga pukul 10.00 WIB menyebabkan banjir di puluhan titik. Selain itu, empat rumah dilaporkan tertimbun longsor, dan enam orang menjadi korban tertimbun dalam peristiwa tersebut. Penanganan darurat oleh tim SAR dan pemerintah daerah masih berlangsung.
Sifat Hujan dan Hari Tanpa Hujan
Riza menjelaskan, berdasarkan prakiraan sifat hujan, sebagian besar wilayah Kaltim akan mengalami curah hujan kategori normal (85–115 persen) di bagian timur, dan di atas normal (116–150 persen) di wilayah barat Kaltim.
Namun, sejumlah wilayah seperti bagian selatan Kota Samarinda, Kota Balikpapan, pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara (Samboja, Muara Jawa), dan Kota Bontang diprakirakan mengalami sifat hujan bawah normal (50–84 persen).
Di sisi lain, berdasarkan pemantauan hari tanpa hujan pada dasarian I Mei, beberapa wilayah juga mengalami jeda hujan singkat, termasuk Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, dengan durasi lima hari tanpa hujan, yang termasuk dalam kriteria sangat pendek (1–5 hari).
Sumber: Antara