BPS Kalsel: NTP Maret 2025 Turun 0,55 Poin, Kesejahteraan Petani Tetap Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu

Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono – Foto MC Kalsel


BORNEOTREND.COM, KALSEL - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan merilis Nilai Tukar Petani (NTP) untuk bulan Maret 2025 turun sebesar 0,55 poin dibandingkan dengan bulan Februari 2025. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa subsektor penyusunnya seperti subsektor tanaman pangan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan.

Meski terjadi penurunan, NTP Maret 2025 masih menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan adanya peningkatan kesejahteraan petani.

Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, menjelaskan bahwa subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 2,00 persen, subsektor peternakan turun 1,64 persen, dan subsektor perikanan turun 0,54 persen pada Maret 2025.

Penurunan NTP ini menunjukkan bahwa harga produksi di subsektor-sektor tersebut mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan harga konsumsi dan biaya produksinya.

Meskipun demikian, NTP Maret 2025 lebih tinggi 3,01 persen dibandingkan dengan NTP Maret 2024. Ini menandakan bahwa secara umum kesejahteraan petani di Kalsel mengalami peningkatan karena harga produksi mereka lebih besar kenaikannya dibandingkan dengan harga konsumsi dan biaya produksi.

"Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan pada beberapa subsektor, secara keseluruhan, petani di Kalsel merasakan peningkatan kesejahteraan dibandingkan dengan tahun lalu," ujar Martin.

Ada dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP pada Maret 2025. Kenaikan terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, yang mengalami peningkatan sebesar 22,16 persen. Di sisi lain, subsektor tanaman pangan mengalami penurunan terbesar, yaitu sebesar 10,27 persen.

Selain NTP, BPS Kalsel juga mencatatkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP), yang mengukur perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dengan Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib).

NTUP gabungan mengalami kenaikan sebesar 1,72 persen, dengan hampir seluruh subsektor mengalami kenaikan NTUP, kecuali subsektor peternakan.

Kenaikan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman hortikultura, yang tercatatkan sebesar 4,55 persen. Kenaikan NTUP ini mencerminkan bahwa petani di subsektor hortikultura mendapatkan lebih banyak keuntungan dari harga produk mereka dibandingkan dengan biaya produksi yang mereka tanggung.

"Peningkatan NTUP menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kalsel, khususnya hortikultura, mengalami perbaikan dalam hal keseimbangan antara harga yang diterima petani dan biaya produksi yang dikeluarkan," tambah Martin.

Dengan adanya data ini, BPS Kalsel memberikan gambaran positif mengenai sektor pertanian di Kalsel meskipun ada beberapa tantangan dalam subsektor tertentu. Pemprov Kalsel diharapkan dapat lebih fokus dalam mendukung subsektor-sektor yang mengalami penurunan NTP untuk menjaga kestabilan dan kesejahteraan petani ke depan.

Sumber: MC Kalsel

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال