Usai Pelantikan Pengurus, Dewan Kesenian Kalsel Tancap Gas Lakukan Rapat Kerja

 

Ketua DKKS Dr Taufik Arbain didampingi narasumber Drs Apriansyah Ketua II KBB sa-Dunia, Kabid Kebudayaan Disdikbud Kalsel, dan Sekretaris DKKS Drs Tarmuji M.Pd. 
(Foto: istimewa)

BORNEOTREND.COM - Setelah dilakukan pelantikan di Kiram Park (Sabtu, 16/12/2023) oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor alias Paman Birin, Dewan Kesenian Kalimantan Selatan (DKKS) malamnya langsung mengadakan rapat kerja yang dihadiri seluruh pengurus.

Rapat kerja DKKS ini semula akan dilakukan Januari 2024, tetapi dimajukan setelah pelantikan. Menurut ketuanya Datuk Dr Taufik Arbain, hal itu terjadi mengingat perkembangan yang ada setelah beberapa pengurus menghadiri Musyawarah Nasional Dewan Kesenian yang berlangsung 10 s.d 13 Desember 2023. Munas ini merupakan tindak lanjut dari Maklumat Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2023 yang mengamanatkan dilakukannya musyawarah besar Dewan Kesenian dan atau Dewan Kebudayaan.

"Kita lakukan rapat kerja lebih cepat mengingat perkembangan yang ada, diantaranya setelah kita mengikuti Munas Dewan Kesenian beberapa waktu lalu yang juga dihadiri beberapa kawan dari Dewan Kesenian kabupaten/kota di Kalsel. Kita juga tidak ingin berlama-lama menyusun program, saya ingin Dewan Kesenian Kalsel ini bisa gas pol,'' ujar Taufik saat memberi arahan di rapat kerja DKKS sekaligus memberikan laporan tentang beberapa poin penting agenda dan keputusan Munas Dewan Kesenian di Jakarta kemarin.

Menurut Taufik Arbain Munas Dewan Kesenian kemarin merekomendasikan agar bidang kebudayaan memiliki menteri sendiri, yakni Kementerian Kebudayaan. Tidak seperti selama ini tergabung satu kementerian, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Hadir sebagai narasumber hari pertama rapat kerja DKKS Drs Apriansyah, MSc, Ketua II Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) sa-Dunia. Ia menyampaikan pentingnya melakukan langkah pelestarian dan pemajuan seni dan budaya Banjar. 

"Upaya pengembangan seni ini harus dilakukan secara terus-menerus. Jangan sampai satu cabang seni yang sebenarnya original dari Banjar itu hilang atau tidak ditemukan lagi karena pelaku atau senimannya sudah meninggal, tidak terdokumentasi dengan baik," ujar Apriansyah yang juga berharap ruang-ruang publik yang ada di berbagai kota bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk kesenian daerah. 

Penulis: Khairiadi Asa


Lebih baru Lebih lama
Pilkada-Kota-BJB

نموذج الاتصال