Pakar Studi: Transformasi Digital Bisa Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

DIGITALISASI PENDIDIKAN: Studi terbaru Kearney Digitalisasi sistem pendidikan merupakan langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia - Foto Net.

BORNEOTREND.COM - Akselerasi transformasi digital atau digitalisasi dinilai perlu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Studi terbaru Kearney menunjukkan, pemerintah Indonesia perlu menerapkan sistem yang dapat mendukung terciptanya tenaga kerja yang adaptif, kolaboratif, dan siap dengan perkembangan teknologi di berbagai industri.

Indonesia sendiri memiliki visi untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia, yang diprediksi akan mencapai era keemasannya di tahun 2045.

Potensi ekonomi Indonesia menunjukkan, ambisi tersebut bisa dicapai dengan meningkatkan kualitas sistem pendidikan.

Bonus demografi yang akan dialami pada tahun 2045 dengan jumlah 70 persen populasi berada di usia produktif, dinilai bisa dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.


"Digitalisasi sistem pendidikan merupakan langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," kata Shirley Santoso, Presiden Direktur dan Partner Kearney.


Dalam pemaparannya studi bertajuk Unleashing a digital transformationfor equitable, high-quality education ini, Shirley mengatakan, inisiatif tersebut akan memiliki implikasi positif bagi kualitas sumber daya manusia.

Menurut Kearney, digitalisasi di bidang pendidikan juga akan mendukung akses yang lebih mudah dalam implementasi layanan pembelajaran yang merata, dan mempersiapkan pasokan talenta digital yang berkualitas tinggi.

"Peningkatan sektor pendidikan juga harus merata, tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di seluruh negeri," imbuhnya seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (2/9/2022).

Empat Pondasi yang Harus Dibangun

Kearney menyebut, ada empat pondasi yang harus dibangun untuk mempercepat transformasi digital untuk menguntungkan sistem pembelajaran di Indonesia.

Pertama adalah meningkatkan kualitas layanan pembelajaran digital. Peningkatan layanan e-learning dengan fitur yang beragam dinilai sangat diperlukan.

Mewajibkan digitalisasi di semua sekolah dan mengembangkan database pendidikan nasional yang terintegrasi dapat menjadi langkah awal percepatan transformasi digital di sektor pendidikan.

Kearney mencontohkan, Singapura menjadi salah satu negara yang sudah mengembangkan platform e-learning nasional yang bernama Singapore's Student Learning Space.

Platform ini telah diimplementasikan di setiap sekolah dan menyediakan berbagai sumber berkualitas tinggi yang selaras dengan kurikulum.

Singapore's Student Learning Space juga memiliki spesifikasi produk berstandar tinggi, termasuk pengalaman belajar, tampilan yang ramah pengguna, dan pembelajaran pribadi yang didukung AI.

Peningkatan Akses

Kedua, harus ditingkatkan juga infrastruktur dan kurikulum sekolah dengan menghubungkan pondasi industri digital dengan sektor pendidikan.

Peningkatan akses sekolah terhadap penggunaan internet dan perangkat pintar, kompetensi keahlian guru di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan kurikulum pelajar yang memasukkan program matriks keterampilan digital.

Untuk mendapatkan lebih banyak akses ke layanan e-learning, siswa harus memiliki akses yang mudah ke perangkat pintar dan koneksi internet yang baik.

Selain itu, keterampilan TIK di masyarakat, khususnya pada siswa, guru, dan tenaga kerja, sangat penting untuk akses universal ke infrastruktur TIK.

Ketiga adalah digitalisasi di ekosistem pendidikan. Kolaborasi dengan pihak ketiga seperti perusahaan swasta, dapat membantu digitalisasi ekosistem pendidikan.

Hal ini bisa dicapai dengan memfasilitasi ekspansi perusahaan teknologi informasi untuk mendukung digitalisasi sektor pendidikan. Ekosistem digital yang kuat dalam pendidikan dapat membantu pemerintah mempromosikan pembelajaran digital kepada siswa dan pengguna.

Ekosistem pendidikan digital yang andal juga bisa menarik pelaku di bidang teknologi pendidikan untuk berinvestasi dalam digitalisasi dan mendukung pertumbuhan sektor ini.

Terakhir adalah pendanaan dan regulasi. Hal ini dirasa sangat penting untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan.

Pendanaan dan Investasi TIK

Menurut Kearney, dibutuhkan masterplan teknologi pendidikan yang jelas dan didukung oleh pendanaan yang memadai, serta investasi swasta yang inovatif untuk mencapai sinergi. Sehingga, diperlukan sebuah pedoman nasional untuk menyusun masterplan tersebut.

Peraturan pendanaan yang baik juga dapat membantu menarik investor swasta sehingga dapat membantu mengurangi beban pengeluaran pemerintah. Maka, proses pengembangannya akan mendapat dukungan dari banyak pihak.

"Sumber pendanaan yang memadai dan alokasi investasi yang tepat sangat penting untuk memacu transformasi digital di sektor pendidikan," kata Ishan Nahar, Principal Kearney mengatakan.

Ishan menyebut, investasi TIK Indonesia di bidang pendidikan dibatasi hingga Rp 4 triliun pada 2020 dan diperkirakan akan mencapai Rp 8 triliun pada tahun 2030, setara dengan 0,02 hingga 0,03 persen dari PDB.

"Investasi TIK Indonesia masih jauh di bawah 0,1 persen dari rata-rata PDB untuk negara- negara dengan transformasi digital yang sukses pada sektor pendidikan – Singapura, Estonia, Cina, India, dan AS," kata Ihsan.

Ihsan pun menegaskan, untuk mencapai ambisi Indonesia pada tahun 2045, pemerintah harus mampu menerapkan transformasi digital yang efektif di sektor pendidikan.

Hal ini dilakukan untuk memperkuat layanan e-learning, membangun fondasi industri digital yang lebih kuat, menjaga ekosistem pendidikan, serta meningkatkan lingkungan pendanaan dan regulasi.

Sumber : liputan6.com
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال