Perusahaan Bakal Jadi Penopang Pariwisata Kaltim di Tengah Krisis Anggaran 2026

WAWANCARA: Sekretaris Dispar Kaltim Restiawan Baihaqi - Foto Dok Nett


BORNEOTREND.COM, KALTIM- Kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan pengampu menjadi solusi Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) dalam menjaga pembangunan pariwisata di Bumi Etam tetap berjalan, setelah anggaran provinsi tahun depan dipangkas sekitar Rp6 triliun. 

Kepala Dispar Kaltim Ririn Sari Dewi melalui Sekretaris Dispar Kaltim Restiawan Baihaqi mengungkapkan, bahwa lewat Program JosPol yang diusung Gubernur Rudy Mas'ud dan Wakil Gubernur Seno Aji, pihaknya kini mengandalkan dukungan dari perusahaan pengampu di setiap kabupaten/kota.

Tujuannya, tak lain untuk menguatkan desa-desa wisata, ekonomi kreatif (ekraf), hingga berbagai promosi pariwisata lainnya di Bumi Etam agar tetap bergerak meski fiskal provinsi menurun drastis.

“Program JosPol oleh Pak Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih untuk tahun 2025 ini sudah berproses. Kami mulai melakukan sounding ke perusahaan pengampu, mengingat untuk tahun depan ada pengurangan anggaran yang cukup signifikan sekitar Rp6 triliun,” jelasnya.


Karena itu, Dispar Kaltim mengarahkan fokus pada kerja sama dengan perusahaan yang memiliki kapasitas pendampingan di daerah. 

Dirinya juga menyebut bahwa pengembangan desa wisata kini dijalankan sesuai Pergub Nomor 35 Tahun 2025, yang mengatur tentang tugas pemerintah provinsi untuk menguatkan desa wisata dari kategori berkembang menjadi desa wisata maju.

“Setiap titik kabupaten/kota kita programkan. Jadi kita kerja sama dengan beberapa stakeholder,” terangnya.

Sejumlah lembaga dan perusahaan pun telah dipetakan sebagai mitra pendamping desa wisata. Untuk Samarinda beber Ririn, Dispar Kaltim menggandeng Bank Indonesia. 

Di Balikpapan, kerja sama disiapkan bersama PLN Nusantara. Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan ditangani Bank Indonesia Balikpapan, sementara Kabupaten Paser akan bekerja sama dengan PT Kideco.

Untuk Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mitra pengampunya adalah PT Indominco. Kolaborasi serupa disiapkan dengan PT Bayan Group untuk Kutai Barat, Bank Kaltimtara untuk Mahakam Ulu, serta PT Indexim untuk Kutai Timur. Lalu di Bontang, pendampingan dilakukan oleh Pupuk Kaltim, dan di Berau oleh Berau Coal.

Menurut dia daftar tersebut masih bersifat awal dan tentunya akan diperkuat dalam nota kesepahaman (MOU). Namun, ia menegaskan bahwa bentuk kerja samanya tidak hanya terbatas pada pengembangan desa wisata saja.

“MOU itu nanti tidak semata-mata tentang pengembangan desa wisata. Di dalamnya ada tiga poin besar, yaitu pengembangan desa wisata, pengembangan ekonomi kreatif yang juga merupakan program JosPol dari Pak Gubernur, serta bantuan promosi pemasaran,” bebernya.

Dukungan perusahaan ini tegas dia, juga akan diarahkan untuk mendorong Desa Wisata Unggulan yang memerlukan percepatan fasilitas dan pemasaran.

“Jadi bukan hanya melakukan penguatan sarpras destinasi saja. Kalau mau maju, kita harus kolaborasi. Karena aliran kita aliran optimis. Apa pun yang terjadi, Dispar harus maju,” pungkasnya.

Sumber: Rilis

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال