Nyelong Inga Simon Dorong Gerakan Tanam Cabai hingga Matrikulasi Pemuda Produktif di Pulang Pisau

 

RESES: Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalteng Nyelong Inga Simon saat melakukan reses, jumat (7/11/2025) bertempat di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau - Foto Dok Nett


BORNEOTREND.COM, KALTENG- Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Nyelong Inga Simon, menutup rangkaian reses perseorangan masa sidang pertama tahun 2025–2026 dengan pendekatan yang disebutnya sebagai fase pengumpulan data strategis untuk penguatan kesejahteraan keluarga.

Reses yang dilaksanakan di Pulang Pisau kali ini menjadi titik kesembilan sekaligus titik terakhir, setelah sebelumnya menyasar sejumlah desa dan rumah ibadah. 

Kegiatan ini dilaksanakan, jumat (7/11/2025) bertempat di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau.

Dalam paparannya, Nyelong menjelaskan bahwa reses periode ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kelanjutan dari dua reses sebelumnya. Jika reses pertama digunakan untuk menghimpun aspirasi, dan reses kedua menguji kembali aspirasi tersebut sekaligus membangun komunikasi lintas pihak, maka reses ketiga diarahkan pada pendataan berbasis keluarga. 

Pendataan ini menyasar 5.000 hingga 5.250 Kartu Keluarga (KK) di Kapuas dan Pulang Pisau dalam rangka menyukseskan dua program prioritas: gerakan Tanam Cabai Bebas Inflasi–Stop Stunting serta pendataan keluarga untuk penguatan program Satu Keluarga Satu Sarjana.

“Kami mendata keluarga yang menanam cabai untuk melihat potensi ekonomi sekaligus memetakan keluarga prasejahtera yang belum memiliki lulusan sarjana. Output-nya jelas: tidak ada lagi keluarga tanpa anak sarjana, bila pengelolaan sumber daya alam diarahkan untuk kesejahteraan keluarga,” tegas Nyelong.


Gerakan Tanam Cabai yang diusung menggunakan jenis Tiung dan Taji Manuk Jagau, bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Lembaga Perempuan Dayak (LPD). Menurutnya, penanaman minimal 10 batang cabai mampu mengurangi biaya rumah tangga sekaligus berpotensi memberi pemasukan karena tanaman cabai dapat berproduksi hingga lima tahun.

Gerakan ini juga dikaitkan langsung dengan penanganan stunting melalui pemenuhan kebutuhan pangan keluarga dan terciptanya lingkungan emosional yang bahagia bagi ibu dan anak.

Selain itu dirinya juga memperkenalkan program matrikulasi bagi pemuda usia 15–35 tahun, yang diarahkan untuk mengembangkan potensi diri agar terhindar dari penyalahgunaan gawai, judi online, hingga penggunaan obat terlarang. Para pemuda akan diarahkan mengikuti kegiatan pengembangan diri seperti outbound, pelatihan komunikasi, olahraga, dan pembinaan kreativitas ekonomi.

“Banyak anak muda punya energi besar, tapi tersalurkan ke hal yang salah. Kita siapkan ruang pembinaan agar mereka percaya diri, produktif, dan mampu menghasilkan uang,” jelas Nyelong.

Di hadapan peserta reses, ia menegaskan bahwa pembangunan kualitas manusia adalah pondasi untuk menyiapkan Kalimantan Tengah menghadapi abad kedua ledakan penduduk. 

“Jika keluarga bahagia, ibu tenang, pola asuh berjalan baik, maka stunting bisa dicegah. Ini soal membangun keluarga yang sehat dan berdaya,” tutupnya.

Sumber: Nett

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال