Kaltim Gerah, Fraksi Kaltim Siap Tutup Jalur Batu Bara Jika Pusat Diam

BICARA: Ketua Fraksi Kaltim, Vendy Meru, saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan - Foto Dok Agustina 

BORNEOTREND.COM, KALTIM – Gelombang protes masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) kembali memanas. Koalisi besar yang menamakan diri Fraksi Kaltim memberi ultimatum kepada pemerintah pusat terkait pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) dan Transfer ke Daerah (TKD) yang dinilai merugikan daerah penghasil sumber daya alam tersebut.

Aksi yang digelar di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Senin (10/11/2025), diikuti puluhan organisasi masyarakat, mahasiswa, tokoh adat, dan perwakilan pemuda. Mereka menuntut keadilan fiskal bagi Kaltim yang disebut telah lama menjadi penyumbang devisa besar, namun belum mendapatkan manfaat yang sepadan.

Ketua Fraksi Kaltim, Vendy Meru, menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan waktu selama dua pekan kepada pemerintah pusat untuk merespons tuntutan tersebut. Namun hingga kini belum ada tanggapan yang jelas.

“Sampai hari ini kami belum menerima jawaban positif. Kalau tidak juga ditanggapi, kami siap mengambil langkah tegas,” ujarnya.


Vendy menyoroti sejumlah ketimpangan yang terjadi di Kaltim. Menurutnya, provinsi yang menyetor lebih dari Rp800 triliun ke kas negara pada 2024 justru masih menghadapi persoalan infrastruktur dan pelayanan dasar.

“Lihat bandara kita, rumputnya tinggi. Listrik belum merata. Jalan menuju Mahulu belum tembus. Ini ironi bagi daerah penghasil energi terbesar,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa pemotongan TKD dapat berdampak langsung terhadap kemampuan daerah membiayai pembangunan. Bahkan, jika kondisi ini terus dibiarkan, pihaknya mengancam akan menutup akses Sungai Mahakam, jalur utama transportasi batu bara di Kaltim.

“Kami bukan anti pemerintah. Kami hanya menuntut keadilan bagi daerah penghasil,” tandasnya.

Aksi ini menjadi simbol ketegangan antara pemerintah daerah dan pusat terkait pembagian hasil sumber daya alam. Meski ancaman untuk menghentikan distribusi batu bara terdengar keras, para peserta aksi menegaskan langkah itu adalah bentuk peringatan, bukan permusuhan.

Penulis: Agustina 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال