Anak Penajam Terbantu Program GratisPol Rudy Mas'ud-Seno Aji

 

BERGAYA: Annisa Fujianti (kanan) yang mendapatkan program Gratispol dari Rudy Mas'ud dan Seno Aji - Foto Dok Istimewa


BORNEOTREND.COM, KALTIM- Annisa Fujianti, mahasiswi Program Studi S1 Gizi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM) berlokasi Jalan Abdoel Wahab Syahrani, menjadi salah satu penerima bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dari Program Pendidikan Gratispol yang digagas Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud dan Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji.

Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dan dengan ayah yang tegas dalam pendidikan, Annisa merasakan langsung manfaat program ini dalam meringankan beban kuliah sekaligus penyemangatnya untuk terus belajar.

“Nama saya Annisa Fujianti, dari S1 Gizi STIKSAM,” ujarnya membuka percakapan, Senin (17/11/2025).


Ia menceritakan perjalanan cukup panjang untuk memperoleh bantuan ini. Mulai dari pendaftaran, pengumpulan berkas, hingga proses verifikasi dan pencairan yang berjalan selama beberapa bulan.

“Prosesnya panjang. Dari awal pendaftaran sampai hari ini gratispol diserahkan secara resmi. Kalau sulit sih engga, cuma agak ribet. Banyak disuruh nge-print sampai 5 lembar dan beli materai, sedangkan kita ini anak pindahan dari penajam. Jadi lumayan pricey bagi yang ngekost," jelasnya.

Program ini pertama kalinya diperkenalkan melalui sosialisasi kampus. Annisa mengaku senang mengetahui adanya GratisPol karena membantu meringankan UKT. UKT aslinya Rp13 juta, namun pemerintah membayarkan Rp5 juta sehingga ia hanya membayar kira-kira sekitar Rp7,7 juta. 

“Saat pendaftarannya itu sudah langsung dipotong dari Gratispol ini,” bebernya.

Ia mendaftar pada bulan Agustus lalu dan mengaku sempat cemas khawatir menunggu pencairan walau sudah dinyatakan lolos seleksi oleh tim verifikasi dari Pemerintah Provinsi Kaltim.

“Iya, takut nggak cair, ada kekhawatiran. Walaupun sudah dinyatakan lolos, tetap ada kekhawatiran karena lama juga nunggunya. Namun dengan adanya acara pada hari ini, itu mematahkan semua keraguan, program ini nyata,” tuturnya.

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa untuk memperoleh GratisPol selanjutnya, mahasiswa harus membuktikan prestasi akademiknya melalui nilai. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi dirinya untuk terus belajar agar IPK tidak turun.

“Pastinya saya akan belajar supaya IPK enggak turun. Enggak dibawah rata-rata. Syarat itu memotivasi saya untuk terus belajar,” jelasnya.

Annisa pun menceritakan alasan di balik pilihannya menekuni jurusan Gizi. Menurutnya, semuanya berawal dari hobi dan kesukaan memasak, sekaligus keinginan dirinya untuk memahami kandungan gizi dalam setiap makanan yang dibuat. 

Selain itu, ia juga berharap bisa berkontribusi dalam upaya menanggulangi gizi buruk dan menekan angka stunting di masyarakat.

“Kalau saya bisa masuk gizi, saya bisa bantu orang-orang yang kena gizi buruk. Untuk menentaskan stunting juga,” katanya.

Latar belakang SMA di Penajam Paser Utara (PPU) dengan fokus pada kimia dan biologi mendukung pilihannya di jurusan ini. Sebagai anak yang tumbuh dengan disiplin tinggi. Ia sebenarnya sempat ingin gap year setelah gagal seleksi Abdi Negara, namun orang tuanya meminta Annisa agar langsung melanjutkan kuliah. 

“Makanya langsung daftar di STIKSAM, kebetulan jurusan Gizi sesuai minat saya,” terangnya.

Menurut Annisa, pendidikan sangat penting. Oleh karena itu, program GratisPol dinilainya sebagai terobosan yang sangat membantu, karena membuat biaya kuliah lebih terjangkau dan meringankan beban orang tua. Harapan dia, program ini terus berjalan hingga 2045 dan diiringi dengan peningkatan lapangan pekerjaan.

“Pendidikan penting banget, tanpa pendidikan Indonesia enggak jadi apa-apa. GratisPol bikin kuliah enggak mahal karena UKT dipotong. Ayo kuliah, jangan takut,” ajaknya.

Setelah menyelesaikan S1 Gizi, Annisa bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi Gizi dan kemudian S2. Dengan gelar profesi, ia dapat bekerja langsung di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, menangani masalah gizi pasien secara profesional. 

Selain itu, tidak menutup kemungkinan Annisa juga bisa menekuni jalur wirausaha dengan membuka usaha catering gizi, sehingga tetap bisa mengaplikasikan ilmunya sekaligus menciptakan peluang kerja bagi orang lain.

Annisa Fujianti menjadi contoh bagaimana program Gratispol tidak hanya meringankan biaya kuliah bagi semua kalangan, tetapi juga menumbuhkan motivasi belajar bagi generasi muda Kaltim, termasuk anak-anak yang ingin mengabdi pada bangsa melalui pendidikan.

Sumber: Rilis

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال