BORNEOTREND.COM - Kalimantan Selatan kembali bersiap menyambut perayaan budaya besar yang berakar pada tradisi dan berpijak pada inovasi. Nang Ning Nong Festival 2025 atau Banjar Gamalan Festival (BGF) akan digelar pada 1–2 November 2025 di Halaman Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin. Festival ini merupakan hasil kerja sama antara Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Kalselteng Wilayah XIII Kementerian Kebudayaan Republik Indonesiadan kelompok musik Akaracita, dengan dukungan berbagai komunitas seni di Kalimantan Selatan.
Festival ini hadir sebagai ruang perayaan sekaligus penguatan ekosistem seni tradisi Banjar. Nang Ning Nong Festival mengusung tema “Bunyi Lokal, Resonansi Global”, yang mencerminkan semangat untuk menjaga, mengembangkan, dan memperkenalkan musik gamalan Banjar ke panggung nasional dan internasional. Gamalan Banjar merupakan salah satu warisan budaya penting masyarakat Kalimantan Selatan yang telah bertahan lintas generasi.
Setiap dentingnya menyimpan nilai spiritual, sejarah, dan kebersamaan yang menjadi jantung identitas budaya Banjar. Momentum pengakuan gamelan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak benda Dunia oleh UNESCO pada tahun 2021 menjadi dasar penting bagi festival ini untuk terus menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan musik tradisi daerah.
"Penggunaa istilah 'Nang Ning Nong' sendiri bukan sekadar rangkaian bunyi tanpa arti. Dalam keseharian para penabuh gamalan Banjar, ungkapan ini adalah bahasa ritmis yang digunakan untuk melafalkan pola tabuhan gamalan. Ia menjadi simbol dari cara masyarakat Banjar memaknai musik sebagai komunikasi rasa dan kebersamaan. Pemilihan nama Nang Ning Nong Festival dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan terhadap bahasa bunyi lokal yang hidup di tengah masyarakat sebuah simbol yang hangat, sederhana, dan dekat dengan tradisi," ujar Kepala BPK Wilayah XIII Riris Purbasari
Selama dua hari pelaksanaan, festival ini akan menghadirkan berbagai kegiatan yang mempertemukan tradisi dengan inovasi. Program utama meliputi pertunjukan gamalan Banjar dalam format tradisi-klasik dan inovatif; workshop Bersama ahli gamalan Banjar yaitu Lupi Anderiani yang membuka ruang edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum; Pasar Seni produk UMKM serta kerajinan pengrajin gamalan Banjar; Puncak acara akan ditandai dengan Tabuhan Raya Gamalan Banjar, sebuah pertunjukan kolosal yang melibatkan banyak penabuh sebagai simbol harmoni dan persatuan masyarakat Banjar.
Menurut Novyandi Saputra, Direktur Artistik Akaracita, festival ini bukan hanya perayaan bunyi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap identitas Banjar yang hidup di antara tradisi dan masa depan.
“Melalui gamalan, kita belajar tentang kebersamaan, ketulusan, dan harmoni. Nang Ning Nong Festival menjadi ruang di mana seniman, komunitas, dan masyarakat bisa saling berjumpa, berkolaborasi, dan berkreasi,” ujar Novy, panggilan akrabnya.
Nang Ning Nong Festival 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperluas jaringan, memperkuat dokumentasi, dan menumbuhkan apresiasi terhadap gamalan Banjar sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia. Festival ini menjadi ajang pertemuan antara masa lalu dan masa depan antara bunyi lokal dan resonansi global sekaligus menjadi ruang bersama untuk mencintai dan membanggakan seni tradisi Banjar.
Sumber: Rilis