![]() |
PENYUMBANG INFLASI: Emas perhiasan menjadi penyumbang terjadinya inflasi di Indonesia – Foto Net |
BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia sebesar 0,19 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Juni 2025. Komoditas emas perhiasan tercatat sebagai pendorong utama inflasi sepanjang semester pertama tahun ini.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27 pada Juni 2025.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat sebesar 1,87 persen, sedangkan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) mencapai 1,38 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan semester I tahun-tahun sebelumnya, yakni 1,24 persen pada 2023 dan 1,07 persen pada 2024.
“Selama semester I tahun 2025, komoditas yang paling sering muncul sebagai penyumbang inflasi adalah emas perhiasan, yang muncul dalam enam bulan berturut-turut,” ujar Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Selain emas perhiasan, beras, ikan segar, dan tarif angkutan udara juga menjadi penyumbang utama inflasi selama paruh pertama 2025.
Dari sisi komponen, kelompok bahan makanan dengan harga bergejolak (volatile food) tetap menjadi pendorong utama inflasi, baik dari sisi bulanan maupun tahunan.
Secara umum, inflasi bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19 persen dan secara tahunan 1,87 persen.
Sebagai catatan, harga emas global dan lokal menunjukkan tren kenaikan yang signifikan sepanjang tahun 2025. Kondisi itu mencerminkan status emas sebagai aset safe haven atau tempat penyimpanan yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik seperti saat ini.
Salah satu penyebab harga emas meroket adalah karena adanya pengumuman tarif Trump yang berimplikasi pada ketidakpastian tinggi dalam ekonomi global dan meningkatkan risiko resesi, terutama di Amerika Serikat (AS).
Selain itu, konflik perdagangan antara AS dan China yang memanas juga membuat orang-orang memilih untuk membeli emas. Di tengah ketidakpastian dan risiko global, emas dianggap menjadi kelas aset yang paling dicari.
Sumber: Antara