Urusi Korban KDRT Ketua KS2 Diapresiasi Perempuan Berjasa

 

DAPAT PENGHARGAAN: Ketua Yayasan Sayangi Sesama (YS2) Tabalong Erlina Effendi Ilas saat menerima penghargaan dari pemerintah sebagai Perempuan Berjasa Tabalong tahun 2025 - Foto Dok Istimewa


BORNEOTREND.COM, KALSEL- Senja baru senja meninggalkan horizon yang menguning langit barat. Beberapa orang terburu - buru  berkejaran dengan azan maghrib. Tampak beberapa tas, bantal hingga kursi roda dimuat ke sebuah mobil APV berkelir silver metalik bertuliskan Komunitas Sayangi Sesama.

Seorang nenek yang lumpuh dibopong oleh dua orang. Sambil dibopong sang nenek terus berzikir sambil mengatakan agar ditolong. 

"Tolongin ya, nak. Tolong nenek dan anak nenek. Maaf sudah banyak merepotkan."


Dalam sekejab mereka menghilang. Tersisa petugas penginapan yang tampak  membereskan sisa - sisa yang harus dibersihkan. Tanpa banyak bicara petugas penginapan menutup pagar. Ia hanya mengatakan, bahwa mereka sedang diburu oleh suaminya.

Malam itu mencekam. Wajah - wajah perempuan disaputi rasa cemas, termasuk seorang perempuan bernama Diana Asmara (45)  nama yang disamarkan yang menjadi incaran suaminya. Dia yang masih merawat ibunya yang stroke terpaksa ikut dalam pelarian dari incaran suaminya yang hendak membunuhnya.

"Terpaksa kami pindahkan huniannya. Penginapan ini sudah diketahui suaminya. Demi keselamatan Diana Asmara, kami pindahkan malam ini secepatnya," jelas Ketua Yayasan Sayangi Sesama (YS2) Tabalong Erlina Effendi Ilas beberapa waktu lalu.

"Jadi malam itu kami terpaksa menemani Diana Asmara dan ibunya yang stroke di sekretariat Perlindungan Perempuan dan Anak di perumahan 10, pembataan. Besoknya baru kemudian pindah ke penginapan baru," ujarnya usai menerima penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi dalam Bidang Sosial dari  pemerintah Kabupaten Tabalong pada 28 April 2025 lalu di Wisma Pendopo Bersinar, Pembataan Tanjung, Tabalong.

Diana Asmara hanya satu dari banyak kaum perempuan yang mengalami kekerasan oleh suaminya yang berani melapor. Suami Diana seorang yang kerap dalam pengaruh narkoba. Pengaruh itu membuatnya kerap mengalami kekerasan sejak pertama kali menikah hingga usia 20 pernikahan.

"Kekerasan terakhir yang membuatnya harus pergi karena wajahnya ditendang menggunakan kaki oleh suaminya. Ketika itu dia melaporkan ke saya, dan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)  Kabupaten untuk ditangani Tabalong," tambahnya.

Apa yang dialami oleh Diana Asmara hanyalah fenomena gunung es. Erlina Effendi Ilas yang juga Ketua Komunitas Sayangi Sesama (KS2). Ia mencatat banyak kekerasan perempuan dan anak yang pernah ditanganinya bekerja sama dengan DP3AP2KB Tabalong.

Diana Asmara kini sudah benar-benar lepas dari kekuasaan suaminya yang setiap hari mencarinya dengan membawa sebilah parang. Kini Diana telah hidup mandiri, melanjutkan tugasnya menghidupi anak - anaknya.

"Apa yang dialami Diana sejatinya banyak dialami oleh perempuan lain. Hanya tidak terungkap ke permukaan. Padahal mereka punya hak hidup bahagia dalam kehidupan rumah tangga yang sehat." tambahnya.

Menurut Erlina, ada banyak faktor mengapa kekerasan perempuan dan anak tidak terekspose ke peremukaan. Pertama karena merasa takut akibat intimidasi yang sudah lama terjadi. Kedua, karena merasa malu atas stigma masyarakat. Ketiga ketergantungan ekonomi setelah tidak bersama lagi.

Bersama Yayasan Sayangi Sesama dan Komunitas Sayangi Sesama, Erlina sering memberikan edukasi dan pendampingan spiritual hingga masalah hukum dengan advokad yang berafiliasi dengan KS2. 

Menurut Erlina, kalau mau jujur banyak pula anak - anak yang mengalami kekerasan, baik oleh temannya sendiri bahkan oleh orang tuanya. Kasus rudapaksa terhadap anak oleh orang terdekat sering terjadi di Tabalong.

"Kami pernah menangani anak pelajar SMP yang hamil, namun masih bisa untuk sekolah hingga melahirkan dengan selamat. Kasus kekerasan perempuan yang dibawa ke hukum cenderung ke penyelesaian restoratif justice, sehingga tidak memberi efek jera." bebernya.

Atas sepak terjangnya dalam mengedukasi dan advokasi tersebut serta program sosial lainnya, seperti Jumat berkah makan gratis, kunjungan kepada orang - orang jumpo, sunatan massal anak yatim dan kebencanaan  membuat Erlina Effendi Ilas memperoleh penghargaan dari pemerintah sebagai Perempuan Berjasa Tabalong tahun 2025.

"Saya percaya, bangsa yang sehat adalah bangsa yang memuliakan perempuannya. Maka mari kita mulai dari lingkungan terdekat: mendidik anak laki-laki untuk menghargai, dan memberdayakan anak perempuan untuk berani berkata tidak. Karena perempuan yang terlindungi bukan hanya soal keadilan, tapi juga tentang peradaban yang sedang kita bangun." tukasnya.

Penulis: Arief Rahman

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال