Seminar Nasional Lingkungan Hidup 2025 Bahas Masa Depan Mangrove dan Krisis Sampah Plastik

SEMINAR: Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Rasio Ridho Sani menghadiri langsung  kegiatan Seminar Nasional dalam rangka Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan tema Menata Masa Depan Mangrove Indonesia : Klaborasi Ilmu, Aksi dan Kebijakan untuk Mengakhiri Polusi Plastik – Foto MC Kota Banjarbaru


BORNEOTREND.COM, KALSEL - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, digelar Seminar Nasional bertema “Menata Masa Depan Mangrove Indonesia: Kolaborasi Ilmu, Aksi, dan Kebijakan untuk Mengakhiri Polusi Plastik” di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Senin (2/6/2025).

Seminar ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), PT Freeport Indonesia (FI), dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Pesertanya berasal dari kalangan mahasiswa ULM yang memenuhi seluruh kursi yang disediakan panitia.

Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah inspiratif untuk berbagi pengetahuan, memperluas jejaring, serta memperkuat komitmen bersama dalam menyelamatkan ekosistem pesisir dari ancaman krisis sampah plastik.

Seminar dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Muhammad Farhani. Hadir pula Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Rasio Ridho Sani; Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas; Rektor ULM, Prof. Ahmad; dan Asisten Bidang Administrasi Umum Pemkot Banjarbaru, Rahmah Khairita, mewakili Pj Wali Kota Banjarbaru.

Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Muhammad Farhani saat membacakan sambutan Gubernur Kalimantan Selatan menyampaikan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan momentum untuk menguatkan kembali komitmen bersama terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kalimantan Selatan memiliki daerah pesisir dan banyak sungai sehingga sangat rentan adanya pencemaran khususnya sampah plastik yang dapat mencemari ekosistem.

“Untuk mewujudkan pola lingkungan hidup secara berkelanjutan, diperlukan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah, sektor usaha/swasta, pihak akademik dan masyarakat,” ucap Farhani

Farhani mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berkomitmen untuk berupaya melakukan konservasi melalui program rehabilitasi wilayah perairan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain itu masih dalam rangkaian kegiatan rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove di Desa Sabuhur Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Dengan melakukan rehabitasi dan konservasi hutan mangrove dapat mengurangi abrasi dan kerusakan garis pantai, meningkatkan keanekaragaman hayati, memberikan nilai ekonomi dan menjadi tempat wisata bagi masyarakat sekitar serta menjadi salah satu solusi pengurangan emisi karbon dan penanganan polusi plastik.

Sumber: MC Kota Banjarbaru

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال