Tegaskan Irigasi Jadi Penentu Utama Keberhasilan Program Cetak Sawah

 

CEK LAPANGAN: Bupati Pulang Pisau H Ahmad Rifa’i saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi CSR, selasa (20/5/2025) di Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku - Foto Dok Nett


BORNEOTREND.COM, KALTENG- Program cetak sawah yang digadang-gadang sebagai solusi ketahanan pangan nasional berpotensi gagal jika persoalan irigasi tidak segera ditangani. 

Bupati Pulang Pisau H Ahmad Rifa’i, secara tegas menyatakan bahwa saluran irigasi, terutama yang bersifat primer, adalah penentu utama keberhasilan program tersebut.

Hal itu disampaikannya saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi Cetak Sawah Rakyat (CSR), selasa (20/5/2025) di Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku.

Dalam kesempatan itu, Bupati Pulang Pisau H Ahmad Rifa’i mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, tanpa irigasi yang memadai, perluasan lahan pertanian hanya akan berujung pada kegagalan dan kerugian petani.

“Ini bukan soal buka lahan semata, tapi bagaimana air bisa sampai ke sawah tepat waktu dan sesuai kebutuhan,” tegasnya.


Ia menyebut irigasi sebagai “urat nadi” dari sektor pertanian yang tak bisa dianggap sepele. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, pemerintah daerah akan kesulitan mencetak hasil panen yang optimal.

“Jangan sampai hanya seremonial buka lahan, tapi realisasinya nol besar karena air tak tersedia,” tambahnya.

Dirinya mencontohkan wilayah Kecamatan Sebangau Kuala sebagai area rawan gagal panen akibat buruknya sistem irigasi. Saluran air yang dangkal menyebabkan banjir saat musim hujan, yang kerap menenggelamkan sawah petani.

“Ini harus jadi perhatian kita. Kalau tidak dikeruk, air akan meluap dan petani lagi-lagi merugi,” jelasnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Desa Paduran Mulya, di mana Kepala Desa Hendra menyampaikan keluhan yang sudah lama terpendam. Menurutnya, irigasi primer di desanya tak pernah dikeruk sejak zaman transmigrasi.

“Kami sudah berulang kali mengusulkan, tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata. Tahun lalu saja, 5 hektare lahan warga gagal panen,” ucap Hendra.

Dirinya juga menyampaikan bahwa desa yang dipimpinnya memiliki sekitar 50 hektare lahan aktif dan rencana pengembangan 300 hektare ke depan. Namun, rencana besar itu bisa terancam gagal jika irigasi tidak menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau menegaskan komitmennya untuk berkoordinasi dengan dinas teknis, pemerintah provinsi, hingga pusat guna menjadikan pembangunan irigasi sebagai bagian integral dari program cetak sawah. Harapannya, petani bisa merasakan manfaat nyata dari program ini, bukan hanya janji di atas kertas.

Sumber: Nett

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال