Suhu Mencapai 50 Derajat, Jemaah Haji Indonesia Diminta Tak Keluar Tenda saat Wukuf di Arafah

SIRAM AIR: Seorang Jemaah haji menyiramkan air ke muka untuk mengurangi hawa panas – Foto Net


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah pada 5 Juni 2025, diperkirakan berlangsung dalam suhu ekstrem hingga 50°C. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau jemaah haji Indonesia, terutama lansia dan kelompok rentan, untuk tidak keluar dari tenda kecuali dalam keadaan mendesak.

Menurut otoritas Arab Saudi, suhu saat wukuf diperkirakan lebih tinggi dibanding hari-hari sebelumnya, sehingga risiko terkena heatstroke (serangan panas) meningkat tajam.

"Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab berpesan, bahwa pada saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pada hari ini. Karena itu, jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jemaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, yang dikutip Selasa, 27 Mei 2025.

Nantinya, selama wukuf di Arafah, jemaah haji diberikan fasilitas seperti kasur, bantal, selimut dan AC atau pendingin ruangan. Fasilitas ini untuk menjaga kenyamanan jemaah selama wukuf di Arafah, di tengah panasnya cuaca di luar tenda. Oleh karena itu, Hilman mengimbau agar jemaah berdiam diri di tenda saja sembari berdoa, berdzikir atau membaca alquran.

Sementara itu, jelang pelaksanaan Armuzna, jemaah haji diimbau untuk mempersiapkan kesabaran dan kondisi fisik, terutama bagi lansia dan Penyandang Disabilitas. 

Diketahui, wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025. Wukuf disambung dengan mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melempar jumrah.

Sumber: metrotvnews.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال