![]() |
HADIR: Bupati Pulang Pisau Ahmad Rifa’i bersama Wakil Bupati Ahmad Jayadikarta saat menghadiri pelaksanaan Ritual Adat di Desa Tuwung Kecematan Kahayan Tengah, kamis (15/5/2025) - Foto Dok Nett |
BORNEOTREND.COM, KALTENG- Bupati Pulang Pisau Ahmad Rifa’i bersama Wakil Bupati Ahmad Jayadikarta turut menghadiri pelaksanaan ritual adat Pakanan Sahur dan Mamapas Lewu yang digelar, kamis (15/5/2025) di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah.
Dua ritual adat yang merupakan warisan masyarakat Dayak ini memiliki makna mendalam. Pakanan Sahur dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur agar senantiasa menjaga dan melindungi keturunannya, sementara Mamapas Lewu merupakan tradisi penyucian desa, baik secara fisik maupun spiritual.
Usai kegiatan, Bupati Pulang Pisau Ahmad Rifa’i menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan untuk terlibat langsung dalam pelestarian budaya lokal, terlebih di tengah derasnya arus modernisasi dan perkembangan teknologi.
“Saya bersama Wakil Bupati dan kepala desa hadir langsung dalam ritual Mamapas Lewu, yang sarat makna sebagai upaya membersihkan dan menyejukkan desa secara lahir batin,” ujarnya.
Ia menegaskan, budaya dan tradisi seperti ini adalah identitas masyarakat Dayak asli Kalimantan Tengah (Kalteng) yang kini kian langka. Oleh karena itu, pelestarian nilai-nilai adat dianggap sangat penting agar tidak hilang ditelan zaman.
“Ini budaya yang nyaris punah. Saya bersyukur bisa kembali menyaksikan langsung tradisi luhur masyarakat Dayak. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan dan diwariskan ke generasi berikutnya,” jelasnya.
Dirinya juga mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar dapat memasukkan kegiatan budaya seperti ini ke dalam agenda resmi pemerintah daerah. Hal ini, katanya, sebagai wujud nyata dalam menjaga dan merawat kekayaan budaya masyarakat adat di Pulang Pisau.
Sumber: Nett