Bidan Sean Wakili Generasi Milenial Untuk Maju Menjadi Anggota Senator

CALON SENATOR: Hj Siti Aseanti siap maju mencalonkan diri jadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia – Foto Dok


BORNEOTREND.COM – H Siti Aseanti, mungkin nama ini masih asing bagi sebagian masyarakat Kalimantan Tengah. Namun kiprahnya sebagai bidan di Kabupaten Kapuas, tidak diragukan lagi. 

Bidan Sean, inilah panggilan akrab istri Anggota DPD RI dua periode asal Kalimantan Selatan, Habib Abdurrahman Bahasyim atau Habib Banua ini.

Tahun politik 2024 bagi perempuan magister terapan kebidanan di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Bandung ini, tak ingin disia-siakanya. 

Oleh sebab itu, bidan Sean siap meramaikan kancah perpolitikan di pemilihan senator periode 2024–2029.

“Sudah saatnya bagi milenial terutama kaum perempuan mengambil peran. Saya Ingin menjadi percontohan nyata bahwa generasi muda memiliki kesempatan besar untuk berkontribusi langsung, memberikan aksi nyata berperan aktif dan berpartisipasi langsung dalam kemajuan pembangunan khususnya di Kalimantan Tengah,” katanya di Palangka Raya.

Selama ini, dia menilai kebijakan pemerintah ataupun legislatif dianggap kurang memperhatikan kawula muda, padahal peran pemuda saat ini sangat berpengaruh untuk kemajuan berbangsa.

Dengan modal ilmu pengetahuan yang dimilikinya sebagai seorang bidan, wanita berhijab ini yakin mampu merealisasikan peran milenial di legislatif, khususnya kebijakan pembangunan di Kalteng, untuk mengawal kebijakan pemerintah dalam berbagai aspek, khususnya kebutuhan dasar masyarakat dalam kesehatan.

Tak hanya itu saja, bidan Sean juga bertekad akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang ada di Kalteng, salah satu cara dengan membantu pelaku UMKM karena keberadaan mereka dinilai sudah teruji menghadapi krisis ekonomi ketika dunia usaha lain mengalami kemunduran, serta dapat membuka lapangan pekerjaan.

Baginya, tidak ada yang mustahil. Kendati tidak dipungkirinya, persaingan untuk bisa duduk sebagai seorang senator berat, apalagi bidan Sean merupakan wajah baru di dunia perpolitikan. 

Berbekal pengalaman suaminya yang bisa terpilih dengan suara terbanyak, membuatnya termotivasi. Meski demikian, dia tidak ingin mengandalkan nama besar sang suami.

Sebenarnya sejak awal lulus D3 sebagai bidan pada 2016 lalu, bidan Sean sudah tertarik ingin terjun ke dunia politik, tetapi saat itu ia merasa terlebih dulu harus diimbangi dengan ilmu pengetahun yang lebih mumpuni, sehingga terlebih dulu fokus mengejar gelar magister kebidanan. 

Dengan demikian setelah memiliki kualitas sebagai generasi muda berkualitas memiliki gagasan dan inovatif, kreativitas dapat meningkatkan grade kualitas diri sehingga lulus magister kebidanan.

“Lulus D3 dari bidan saya sudah memiliki planing tapi karena saat itu masih D3 dan saya masih harus banyak belajar, haus akan ilmu sehingga memillih mematangkan dan memantapkan kualitas dan akhirnya kuliah S2 kebidanan dulu. Jadi kenapa baru saat ini, karena saat itu belum cukup dari berbagai aspek terutam ilmu,” ujarnya.

Ia pun mengungkapkan alasanya memilih jalur Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai jembatan aspirasi karena menilai DPD merupakan lembaga yang strategis dan lebih fokus dan independen kepada kepentingan daerah tanpa adanya bisikan dari luar, sehingga murni untuk kepentingan daerah. Di samping itu DPD juga tidak membawa warna partai tapi murni ide dan gagasan.

“Mungkin saya satu-saatunya bidan yang berani mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI. Oleh karena itu saya ingin memberikan motivasi bahwa sebagai seorang bidan dan generasi muda mampu memberikan kontribusi dan aksi nyata serta berperan aktif langsung terhadap kemajuan pembangunan,” ujarnya.

Jika diberi amanah sebagai seorang senator, bidan Sean akan mengadopsi semangat Kartini ke dalam dirinya untuk disuarakan bagi kemajuan bidan dan tenaga medis lainnya di Kalimantan Tengah agar menjadi lebih sejahtera, dengan berkontribusi dalam regulasi agar ke depan dan dapat tercapai derajat kesehatan keluarga yang lebih baik.

“Kita harus dapat meminimalkan masalah kesehatan keluarga seperti perbaikan gizi pada balita (stunting), menekan angka kematian ibu dan anak, memastikan pelayanan kesehatan yang baik dan merata untuk seluruh keluarga,” tegasnya.

Penulis: Tiva

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال