Apa Keuntungan G20 buat Ekonomi RI?, Ini Penjelasannya

G20 DI INDONESIA: Praktisi perbankan Abiwodo sampaikan keuntungan Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 dibidang ekonomi - Foto Net.


BORNEOTREND.COM - Puncak KTT G20 Bali berlangsung pada 15-16 November 2022. Tidak sedikit yang masih bertanya, apa pengaruh G20 untuk ketahanan perbankan Indonesia?

Pertanyaan ini dinilai wajar, apalagi ancaman resesi global ada di depan mata. Dan Indonesia punya trauma krisis perbankan atau krisis moneter 1997.

Menurut praktisi perbankan Abiwodo, meski perekonomian saat ini cukup sehat dan kuat untuk menghadapi ketidakpastian global, namun kita wajib waspada terhadap dampaknya. Jika negara-negara besar mengalami resesi tentu dampaknya juga terasa pada Indonesia.


"Bukan cuma Amerika dan Eropa. Saat ini, perekonomian Tiongkok (China) juga sedang tidak baik-baik saja. Kita lihat saja, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2022 adalah 3.2%, di bawah target pemerintah yang seharusnya 5.5%", papar Abiwodo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/11/2022).


China merupakan pasar ekspor yang cukup besar bagi Indonesia. Sebaliknya, 33,8% impor Indonesia berasal dari China. Karena itu Indonesia harus bersiap menghadapi perlambatan ekonomi dan ancaman resesi global 2023.

"Apalagi belakangan ini bank-bank sentral berbagai negara secara bersamaan menaikan suku bunganya untuk merespons inflasi. Sudah tentu ketahanan perbankan dipertaruhkan. Di sinilah kita patut bersyukur dengan adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dan Indonesia didapuk sebagai Presedensi G20 saat ini," ujar Abiwodo.

Abiwodo menilai KTT G20 penting mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Menurutnya pertemuan, kesepakatan dan kerjasama yang dibuahkan G20 bisa berpengaruh baik bagi pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

Jika pertumbuhan ekonomi baik, pertumbuhan dana di masyarakat juga terkerek. Dengan begitu ketahanan perbankan bisa ikut terjaga, sebab ketahanan perbankan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dana masyarakat, menghasilkan perekonomian yang seimbang.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, gelaran KTT G20 akan menciptakan kontribusi sebesar Rp 7,4 triliun pada PDB Indonesia. KTT G20 juga menjadi kesempatan Indonesia untuk mendorong investor menanamkan modal ke UMKM dalam negeri. Apalagi 80% investor Indonesia adalah negara G20.

Sejauh ini Indonesia mampu menunjukkan keberhasilan reformasi struktural, antara lain dengan adanya UU Cipta Kerja yang berhasil meningkatkan kepercayaan investor global. Dengan banyaknya Investor, perekonomian di Indonesia akan tumbuh dengan bagus. Dengan begitu maka ketahanan perbankan Indonesia juga akan terjaga dengan baik.

Perhelatan G20 juga meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. Dari perhelatan ini proyeksi meningkatnya wisatawan mancanegara sekitar 1.8 juta hingga 3.3 juta. Angka ini tentu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan lagi-lagi pasti berpengaruh baik untuk ketahanan perbankan.

Sementara itu, dalam mewujudkan perhelatan besar sekelas KTT G20 ini melibatkan banyak orang. Paling tidak ada penyerapan tenaga kerja yang cukup besar dalam rangkaian pelaksanaan G20 ini, termasuk kontribusi untuk UMKM secara langsung.

Tercatat ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 33.000 orang dalam perhelatan G20 ini. Sementara dari sektor pariwisata, ada 600-700 ribu lapangan pekerjaan baru. Dari sini saja sudah terlihat adanya potensi pertumbuhan dana masyarakat, yang akan berpengaruh pada terjaganya ketahanan perbankan.

Sebagai Presedensi G20, Indonesia berkesempatan terlibat langsung dalam mendesain perekonomian dunia. Salah satunya, desain ekonomi yang dibangun bisa diarahkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

"Sebagai kesimpulan, dari semua perkiraan pertumbuhan ekonomi dari G20 ini, diperkirakan konsumsi masyarakat juga bisa meningkat. Dengan begitu, pendapatan pajak akan naik hingga lebih dari 18%, lebih dari 24% penerimaan bea cukai, dan tentunya penerimaan PNBP diperkirakan juga akan naik lebih dari 23%," tegasnya.

Menurut Abiwodo sudah jelas pengaruh G20 terhadap ketahanan perbankan di Indonesia cukup besar. Dengan industri perbankan yang sehat dan kuat, Indonesia diyakini mampu menghadapi resesi global yang diperkirakan terjadi pada 2023.

Sumber : detik.com


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال