Sinyal Batu Sandungan Bagi `Jokowi Kecil` Menjadi Besar

 


Desmond J. Mahesa, Wakil Komisi III DPR RI
(Foto: nett)


BORNEOTREND.COM - Perjuangan para pengusung Jokowi tiga periode memang semakin berat saja jalannya setelah banyaknya tantangan dari berbagai elemen bangsa, khususnya mahasiswa. Setelah kegagalan itu ada keinginan dari para pendukugnya untuk mencari penerus presiden yang sekarang berkuasa. Adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang disebut sebut sebagai kandidat pengganti Jokowi yang sekarang sedang dielus-elus untuk bisa menjadi penerusnya.

Menurut pengamat politik, Rocky Gerung, Jokowi ingin mengasuh seseorang untuk menjadi penggantinya, yang mana sosok itu mengarah pada sosok Ganjar sebagai pilihannya. “Yang ada di depan mata kita cuma, Ganjar dan Ganjar,” paparnya sebagaimana dinyatakan dalam perbincangan eksklusif antara pengamat politik Rocky Gerung dengan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, 06 Mei 2022.

Rocky Gerung menyebut Ganjar Pranowo sebagai “Jokowi kecil" karena belakangan Presiden Jokowi seolah semakin kentara sedang ingin memberi isyarat pesan bahwa Ganjar Pranowo adalah penerus dia setelah tidak lagi menjabat sebagai Kepala Negara.

Namun upaya bagi “Jokowi kecil” menjadi besar (sebagai Presiden Indonesia) tentu bukan jalan yang mudah untuk mewujudkannya. Serangkaian batu sandungan pasti akan menghadangnya untuk mewujudkan mimpinya menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Benarkah Jokowi kecil itu memang sedang digadang gadang untuk menggantikan presiden yang sekarang berkuasa? Apa plus minus yang dimilikinya sehingga mempengaruhi potensinya untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia? Batu sandungan apa yang paling potensial menggagalkan pencalonannya?

Siapa Pengganti Jokowi?

Kondisi politik yang tidak memungkinkan Jokowi untuk maju dalam Pilpres 2024 memunculkan pertanyaan, siapakah yang akan didukung Jokowi sebagai penggantinya ? Apa kepentingan Jokowi yang tidak bisa maju lagi pada Pilpres nantinya ? Sebagai presiden, tentu saja  Jokowi bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memilih penggantinya yang lebih baik untuk meneruskan kepemimpinan dan melanjutkan programnya. Apa  yang sudah dirancang dan belum selesai dalam periodenya berharap bisa dilanjutkan oleh penggantinya. Misalnya proyek ibu kota negara baru yang membutuhkan komitmen penggantinya untuk melanjutkannya.

Jokowi sebagai kader PDIP tentu saja diminta untuk memprioritaskan penggantinya dari partainya. Sejauh ini dari internal PDIP sudah muncul nama nama yang disebut sebut berpotensi menjadi kandidat orang nomor satu di Indonesia. Mereka adalah Puan Maharani, Tri Rismaharini dan Ganjar Pranowo yang sekarang masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah sekaligus mantan anggota DPR Republik Indonesia.

Diantara kader internal partai, sepertinya Ganjar Pranowo adalah sosok yang paling berpeluang bakal di percaya Jokowi untuk menggantikan posisinya. Dua kader internal lainnya seperti Puan Maharani meskipun berdarah biru tapi jeblok elektabilitasnya. Demikian pula Tri Rismaharini masih jauh popularitasnya dibandingkan dengan Ganjar Pranowo yang hampir selalu masuk tiga besar calon presiden Republik Indonesia.

Kebetulan antara Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi mempunyai persamaan persamaan antara yang satu dengan lainnya.Melansir dari situs voi.id bahwa ada beberapa persamaan antara keduanya yang kini sedang popular dibicarakan para warganet yakni beberapa diantaranya adalah:

Pertama, Mempunyai Skill Soal Pemimpin. Ganjar Pranowo terkenal dengan blusukan sebagai mana juga yang dilakukan Presiden Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Seperti diketahui saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi  terkenal oleh masyarakat dengan sebutan blusukan ke berbagai daerah DKI dan langsung berani untuk terjun guna bekerja membantu berbagai pekerjaan masyarakatnya.

Penilaian Ganjar mirip dengan Jokowi pun karena tidak lain Beliau Gubernur yang menyukai program blusukannya keberbagai Daerah dan warga ndeso khususnya Jawa Tengah yang menjadi wilayah kekuasaaanya. Seperti halnya Jokowi, Ganjar dikenal tegas bahkan tidak sungkan langsung melayani masyarakat dalam tugasnya.

Keduanya dinilai mampu mempersembahkan layanan terbaiknya yang sangat ramah, sopan dan penuh adab saat menjumpai masyarakatnya.Selain itu dalam masalah bahasa, baik Ganjar maupun Jokowi tidak menggunakan bahasa politis seperti halnya yang biasa digunakan oleh elite politik pada umumnya. Hal ini yang membuat rakyat menyukainya. Keduanya selalu dan selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami khususnya saat berbincang dan berdialog dengan para warga disetiap acara blusukannya.

Kedua, mempunyai kesukaan yang sama.  Baik Jokowi maupun Ganjar, keduanya ternyata mempunyai hobi yang kebetulan sama yakni  sangat suka pada aliran musik keras dan ngerock yang biasa disukai anak muda. Sehingga saat Ganjar Pranowono main tik tok seluruh Gubernur, Ganjarlah paling gemulai gerakannya mengikuti irama. Sementara itu Presiden Jokowi diketahui hobi sama aliran musik rock dan metal seperti contohnya musik Guns N` Roses, Metallica dan sebagainya merupakan salah satu dari beberapa Grup Band yang hingga kini menjadi hobinya.

Ketiga,  Ganjar Tegas dan Presiden Jokowi Lugas. Keduanya mempunyai kemiripan dalam hal pengambilan keputusan politiknya. Gaya politiknya jika Presiden Jokowi dianggap lebih santai atau lebih cool sedangkan Ganjar mengutamakan kearah kehati-hatian jika berkomunikasi tapi keduanya mempunyai kemiripan kemiripan satu dengan lainnya.

Dengan sikapnya yang dinilai tegas, bisa menjadi alasan bagi bagi Ganjar sebagai sosok yang tepat untuk menggantikan Presiden Jokowi sebagai presiden 2024 nantinya. Mereka juga berasal dari sama-sama wong jowo tengah yang relatif mempunyai kesamaan dari aspek latar belakang budayanya.

Ke empat, Sama sama jebolan UGM (Universitas Gajah Mada). Perjalanan pendidikan yang ditempuh Ganjar Pranowo dan Joko Widodo ternyata mempunyai kesamaan. Mereka berasal dari kampus yang sama, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM). Bahkan Ganjar Pranowo pernah menjabat sebagai Ketua Umum KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) periode 2014-2019. Kesamaan pendidikan ini tentu merupakan jalan yang cukup penting dan bisa menjadi koneksi yang menjanjikan, mengingat UGM merupakan kampus ternama dan memiliki andil besar dalam menciptakan manusia unggul dan berprestasi di Indonesia.

Ke lima, Berasal dari keluarga sederhana.Ganjar Pranowo merupakan seorang yang lahir di lereng Gunung Lawu, Karanganyar. Walaupun ayahnya seorang Polisi, namun hal itu tidak serta membuatnya berada dalam lingkungan yang berkecukupan ekonominya. Ibunya membuka warung kelontong dan bahkan Ganjar Pranowo pernah menjadi penjual bensin eceran di pinggir jalan raya. Hal serupa dialami pula oleh Jokowi yang bahkan sempat menjadi ojek payung, berdagang dan menjadi kuli panggul untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak pernah ada yang menyangka dari kesederhanaan hidup dua orang tersebut bisa menjadikannya sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah dan Republik Indonesia.

Ke enam, PDI Perjuangan menjadi kendaraan politik mereka. Jokowi dan Ganjar Pranowo adalah dua sosok penting bagi PDI Perjuangan. Elektabilitas mereka menjadi suatu hal yang patut diperhitungkan bagi partai dan calon presiden lainnya. Kesuksesan mereka pun tidak bisa kita lepaskan dari PDI Perjuangan sebagai partai pengusungnya. Kiprah politik mereka tentu sudah tidak diragukan tentunya. Jokowi misalnya, pernah menjadi Walikota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta bahkan Presiden Republik Indonesia.

Hal serupa dialami oleh Ganjar Pranowo yang pernah menjadi Anggota Legislatif dan saat ini ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kesuksesan mereka tidak bisa lepas dari peran PDI Perjuangan yang selalu mendominasi dalam hal pesta demokrasi di Indonesia.

Itulah persamaan Presiden Jokowi dengan Bapak Ganjar Pranowo yang sedang ramai diberitakan di media. Dengan adanya persamaan persamaan itu maka sangat wajar kalau Jokowi sepertinya lebih memilih Ganjar sebagai penggantinya kelak jika Jokowi sudah lengser dari kursi kekuasaannya.

Kesamaan Ganjar Pranowo dan Jokowi baik dalam gaya kepemimpinan, komunikasi, geografi, dan identitas tentunya menjadi suatu hal yang sangat menguntungkan bagi modal kampanyenya. Dengan adanya persamaan persamaan tersebut sangat wajar kalau nantinya Jokowi lebih mempercayai Ganjar sebagai pemimpin Indonesia berikutnya.

Plus Minus

Selain beberapa kesamaan yang dimiliki oleh Ganjar dengan Jokowi, Ganjar juga dinilai lebih unggul dibandingkan kandidat calon presiden mendatang terutama jika dibandingkan dengan calon presiden dari internal partainya. Sebagai contoh pada Januari 2022, Lembaga Trus Indonesia merilis survei elektabilitas di mana Ganjar Pranowo mengalahkan Ketua DPR Puan Maharani yang notabene anak kesayangan Mega.

Dari survei tersebut , ada 26 tokoh yang mengemuka dimana nama Ganjar muncul di urutan ketiga dengan perolehan suara sebanyak 16,1 persen jauh meninggalkan Puan Maharani yang bertengger di urutan ketujuh dengan jumlah suara 2,8 persen.

Kunggulan Ganjar Pranowo dibandingkan dengan kandidat calon presiden lainnya karena dinilai Ganjar lebih melek teknologi karena diketahui Gubernur Jawa Tengah itu adalah orang yang mengikuti perkembangan zaman dengan kepiawaiannya memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan dirinya.

Berbagai kegiatan sebagai Gubernur Jawa Tengah atau di luar itu selalu diabadikannya melalui media sosial pribadinya seperti Instagram, Twitter maupun YouTube dan yang lainnya.Melalui media sosialnya, Ganjar berinteraksi dengan rakyatnya.

Ganjar juga di ketahui rajin silaturahmi dengan para alim ulama. Kedekatannya dengan ulama ini mungkin bagian dari kesadarannya dimana ulama adalah bagian penting dari kehidupannya yang bisa membimbingnya selaku umara.

Kelebihan Ganjar lainnya adalah sebagai sosok pemimpin rendah hati dan tidak menjaga jarak dengan rakyatnya.Hal itu tampak saat dia berada di tengah-tengah masyarakatnya. Dia akan menempatkan dirinya sejajar dengan masyarakat yang di datanginya. Konon anak buahnya lebih melihat sosok Ganjar  sebagai seorang kawan bukan atasannya.

Sementara itu Direktur Eksekuti Sudut Demokrasi Riset dan Analisa (SUDRA) Fadhli Harahap pernah membeberkan keunggulan Ganjar Pranowo.Baginya ada tiga poin utama yang membuat nama Ganjar makin berkibar sebagai Capres idola. Keunggulan Ganjar menurutnya karena sebagai seorang kepala daerah, dia punya panggung lebih untuk terus meningatkan kepopulerannya.

Dia juga mengatkan Ganjar sosok yang digemari oleh semua kalangan salah satunya kaum milineal alias kalangan muda. Hal ini dikarenakan Ganjar yang aktif di sosial media sehingga mudah dikenali sepak terjangnya.

Namun selain serangkaian kelebihan kelebihan yang dimilikinya, Ganjar sebagai Jokowi kecil juga mempunyai beberapa kelemahan yang bisa menjatuhkan elektabilitasnya. Beberapa kelemahan Ganjar sering di ungkap di media massa diantaranya.

Pertama,  Pernah diganjar rapor merah oleh mahasiswa.Ganjar diketahui pernah mendapatkan rapor merah dari Mahasiswa Universitas Muhammadyah Yogyakarta (UMY). Rapor merah itu diberikan mahasiswa saat acara “Government Gathering on Good and Green Governance” (G5) di Sportorium UMY pada hari selasa 18 pebruari 2020 saat Ganjar berkunjung kesana.

Bersamaan dengan aksi pemberian rapor merah, di halaman depan Sportorium juga terdapat puluhan massa aksi yang berdemonstrasi menolak kedatangannya. Massa aksi mengangkat poster-poster bertuliskan “Tolak Penjahat Lingkungan”, “Gubernur Lamis”, “Ekologi Dikorupsi” dan kalimat-kalimat lain yang mengisyaratkan penolakannya.

Kedua, Kasus Wadas telah mendegradasi namanya. Kekerasan aparat terhadap warga Desa Wadas, Purworejo, membuat nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beroleh banyak sentimen negatif di sosial media. Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil pemantauan media daring yang dilakukan oleh Litbang Kompas melalui aplikasi Talkwalker.

"Pantauan dilakukan dengan melihat konten, percakapan, atau interaksi pengguna media sosial dan pemberitaan media daring selama tujuh hari (9-15 Februari 2022)," tulis Litbang Kompas dikutip harian Kompas, Kamis (24/2/2022).

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diserang netizen di media sosial, Twitter pun Instagram pribadinya. Di bio akun resmi Ganjar, baik Twitter atau Instagram, tertulis, "Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma mandat."Netizen pun ramai-ramai menyindir bio tersebut. "Iki sing mbok maksud pie pak? Tuanku siapa?," tulis akun @saifulmu."Tuanku Investor, Bio cuma bacot," sambung akun lainnya.

"Halo Pak Ganjar yg terhormat. Ini Wadas masih bagian dari Jawa Tengah yg menurut adminitrasi pemerintahan termasuk tanggung jawab anda kan? Ada rakyat anda yg direpresif oleh Polisi masak anda tutup mata dan telinga," tulis netizen lain.

Tak ketinggalan, ekonomi senior, Rizal Ramli juga ikut menyentil Ganjar Pranowo. Dia menanyakan keberpihakan Ganjar kepada rakyat kecil."Tanah subur, banyak air, rakyat hidup damai dari hasil tanahnya. Dirampas haknya dan ditangkap demi investor pertambangan andesit. Ganjar mana eui ?? Katanya pro-rakyat ?" tulis Rizal Rami di akun twiternya.

Ketiga, Diduga terlibat dalam kasus korupsi E-KTP. Diketahui Ganjar beberapa kali disebut terlibat dalam perkara E-KTP. Kasus korupsi E-KTP disebut merugikan keuangan negara mencapai Rp 2,3 triliun dan menyeret sejumlah nama salah satunya mantan Ketua DPR RI Setya Novanto. Novanto lantas divonis 15 tahun penjara dan diwajibkan membayar uang pengganti dengan nilai Rp 66 miliar.

Dalam kasus E-KTP ini, Ganjar pernah dilaporkan ke KPK oleh Presidium Poros Nasional Pemberantasan Korupsi (PNPK) pada 6 Januari 2021. Ganjar pun menanggapi dengan singkat laporan itu kala dikonfirmasi wartawan 7 Januari 2021 lalu. “Aku kudu ngomong opo yo? (aku harus ngomong apa ya?),” ucapnya.

Sejauh ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disebut belum menemukan cukup bukti terkait keterlibatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kasus korupsi E-KTP. “KPK itu bekerja dengan dua kepastian (bukti), sampai hari ini kita belum menemukan adanya bukti. Tidak boleh kita menetapkan seseorang menjadi tersangka tanpa ada bukti,” tutur Ketua KPK Firli Bahuri pada wartawan, Kamis (28/4/2022).

Ke empat, Dinilai gagal mengatasi kemiskinan di wilayahnya. Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait dengan profil kemiskinan di Indonesia. Dalam laporannya, BPS menyebut jika persentase penduduk miskin nasional berada pada level rata-rata 10,14 persen di Maret 2021 dan turun menjadi 9,71 persen pada September 2021.

Dari informasi yang dilansir terungkap bahwa Provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo ini memiliki persentase penduduk miskin sebesar 11,79 persen pada Maret 2021 dan 11,25 persen di September 2021. Angka tersebut jelas berada di batasan rata rata nasional yang disebutkan 10,14 persen (Maret 2021) dan 9,71 persen (September 2021).

Tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah mengindikasikan bahwa Ganjar telah gagal mensejahterakan rakyatnya sehingga ini menjadi indikator ketidakmampuannya untuk memimpin wilayahnya.

Ke lima, Jualan radikal-radikul yang lekat dengan islamophobia.Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dapat sindiran dari netizen usai mengunggah video tentang bahaya radikalisme. Video berdurasi 1 menit itu, diunggah melalui akun Twitter pribadinya, @ganjarpranowo beberapa saat lalu setelah ramai penangkapan para tokoh Islam terkait terorisme. "Tidak ada toleransi pada kelompok radikal dan penolak Pancasila di negeri ini. Karena ketika kita biarkan, mereka akan menggurita. Mari sama-sama waspada, mari sama-sama menjaga Indonesia," tulis Ganjar lengkapi keterangan video yang diunggahnya, dikutip Kamis (18/11/2021).

Video itu ditanggapi beragam. Beberapa pengguna twitter menilai, Ganjar selama ini selalu menjual isu radikalisme dan intoleransi demi popularitasnya menjelang Pilpres 2024. Padahal masih ada banyak masalah yang perlu dibahas terkait Jawa Tengah. "Ini saya bahas kemarin kenapa GP (Ganjar Pranowo-red) dan buzzer-buzzernya terus memainkan isu radikal radikul. Ngga ada isu lain. Misalnya bagaimana mengurangi beban utang kalau kelak memimpin. Bagaimana membereskan carut marut kleptokrasi yang terjadi. Ngga ada. Ya mudah ya radikal radikul aja" tulis Politikus Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana di akun Twitter-nya, @panca66.

Selain hal hal minus seperti disebutkan diatas, Ganjar pernah pula menjadi bahan berita karena pernyataan kontroversialnya. Sekurang kurangnya ada tiga pernyataan kontroversial Ganjar sebagaimana terekam di media, diantaranya.

Pertama, Soal  Izin Pabrik Semen di Rembang. Pada 2017 lalu, Ganjar Pranowo menerbitkan surat izin bernomor 660.1/4/2017 tentang Penambangan PT Semen Indonesia di Rembang. Dengan diizinkannya pembangunan pabrik semen di Rembang itu, Ganjar Pranowo banjir gugatan dari berbagai pihak, salah satunya datang dari lembaga pelestarian lingkungan.

Ganjar bahkan mempersilakan pihak-pihak yang merasa tidak puas terkait dengan terbitnya izin penambangan PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. "Kalau tidak puas itu soal masing-masing cara menangkap saja, enggak apa-apa [menggugat, kita sudah menduga]," kata Ganjar Pranowo.

Kedua, Soal Menonton Film Porno. Pernyataan Ganjar Pranowo yang menuai kontroversi lainnya, yaitu ketika hadir di podcast Deddy Corbuzier pada 2019. Di sesi itu, Ganjar Pranowo mengaku kepada Deddy dia pernah menonton film porno. Bahkan, dia mengklaim hal tersebut adalah wajar. Kemudian, Ganjar juga mengatakan seseorang yang sudah beranjak dewasa wajar jika suka menonton porno. Situs porno pernah saya enggak sengaja mencet. Ada yang tanya, `Pak ganjar kok ini nonton film porno?` Terus salah saya di mana? Saya kan dewasa, salah saya di mana? Lha wong saya suka kok. Saya sudah dewasa dan punya istri. Kan yang enggak boleh itu ngirim," ungkap Ganjar. Pengakuan Ganjar Pranowo itu menjadi kontroversi dan mendapat kritikan dari budayawan Jawa Tengah, Timur Sinar Suprabana. Menurutnya, hal tersebut tidak etis.

Ketiga, Jateng di Rumah Saja. Kebijakan Ganjar Pranowo yang menuai kontroversi selanjutnya adalah Jateng di Rumah Saja selama dua hari, yakni 6-7 Februari 2021. Bahkan, dia mengeluarkan surat edaran untuk mengatur Jateng di Rumah Saja. Surat edaran tersebut bernomor 443.5/0001933 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II di Jawa Tengah.

Gerakan Jateng di Rumah Saja dilaksanakan oleh semua masyarakat, kecuali pekerja di sektor esensial seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi keuangan, perbankan, logistik dan kebutuhan pokok masyarakat, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, serta industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional. Kebijakan ini menuai penolakan dari masyarakat. Bahkan, ada yang mengirim karangan bunga penolakan dan kritikan terhadap program itu di kompleks Pemkab Banyumas pada Jumat (5/2/2021).

Batu Sandungan Itu

Pemilu presiden memang terbilang masih lama. Partai partai sebagai pengusung calon presiden masih menimang nimang siapa yang akan di usung sebagai jagoannya. Adapun para calon presiden maupun wakil presiden  mulai sekarang sudah harus melakukan pendekatan pendekatan ke pimpinan partai  untuk bisa di usung sebagai calonnya.

Kasak kusuk untuk mendapatkan tiket pencalonan sudah mulai tercium baunya meskipun dibungkus dengan ajang silaturahmi atau anjang sana. Tapi di akui atau tidak kunjungan kunjungan seperti itu mengandung pesan pesan minta dukungan untuk pencalonannya.

Saat ini Ganjar Pranowo sebagai Jokowi kecil boleh boleh saja bangga dengan tingginya elektabilitas yang dimilikinya. Juga boleh bangga karena sepertinya Jokowi kecil mendapatkan dukungan kuat dari Presiden yang sekarang berkuasa. Tapi untuk bisa menjadi Calon presiden mendatang sangat tergantung pada partai yang menjadi pengusungnya.

Dengan elektabilitasnya yang tinggi, bisa saja Ganjar saja di bajak oleh partai lain kalau tidak di usung oleh partai PDI Perjuangan yang saat ini menjadi naungannya. Tetapi sebagai kader partai PDIP tentu Ganjar berharap bisa di usung oleh partai  bukan partai lainnya.

Namun akhir akhir ini peluang Ganjar untuk di usung oleh partainya sepertinya makin kecil saja sejalan dengan kurang harmonisnya hubungan antara Jokowi dengan Mega. Disamping itu Ganjar sendiri nampaknya kurang bisa mengambil hati pimpinan PDIP itu untuk bisa mendukung pencalonannya.

Fenomena tersebut terbaca misalnya dengan tidak di undangnya Ganjar dalam acara PDIP yang dihadiri Puan Maharani dan seluruh kepala daerah yang merupakan kader di Jateng. Apa salah Ganjar sampai tidak diundang?. Dalam hal ini Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto menegaskan memang Ganjar tidak diundang dalam acara Pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya yang dihadiri Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Panti Marhaen Kota Semarang seperti dikutip detiknews Sabtu (22/5/2021).

Dia tidak di undang karena dinilai terlalu kelewatan."Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (sudah kelewatan). Yen kowe pinter, aja keminter (kalau kamu pintar, jangan bersikap sok pintar)," tegas Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu yang juga Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto, Sabtu (23/5/21).

Selain itu oleh elite PDIP Ganjar dinilai terlalu berambisi untuk nyapres dimana sinyal ambisi untuk nyapres ini terbaca oleh elite PDIP. Dalam hal ini Ganjar  dinilai abai saat diberi kode agar mengerem ambisinya.Bambang menjelaskan pihaknya sudah memberikannya kode kepada Ganjar. Tapi menurutnya Ganjar Pranowo justru tetap lanjut."Wis tak kode sik, kok saya mblandhang. Ya tak rada atos (sudah saya beri isyarat, kok malah semakin nekat. Ya saya sikapi agak keras). Saya dibully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," tandasnya.

Ketua DPD PDIP Jateng itu juga mengungkap adanya isu Ganjar Pranowo telah membangun pasukan di media sosial. Pasukan itu, lanjutnya, ditugaskan untuk menggaungkan pencapresan Ganjar di Pilpres 2024 dan meningkatkan elektabilitasnya.

"Di dalam persepsi kita semua, Ganjar racing jadi presiden. Dia orang PDIP yang racing jadi calon presiden dengan membangun pasukannya di medsos. Kemudian dari pasukan itu nanti akan keluar elektabilitas. Dia berharap kalau elektabilitasnya tinggi, dia nanti akan mendapat rekom menjadi capres. Itu konstruksi dasarnya kan begitu," kata Bambang Wuryanto. Pada hal langkah ini kurang berkenan di lingkungan elite PDIP.

Menurut Bambang, Ganjar harusnya fokus menyelesaikan tugasnya menjadi Gubernur Jawa Tengah. Ganjar juga harus meminta izin kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, kata dia, selama ini Ganjar bergerak tanpa arahan sang ketum PDIP.

"Tugasnya adalah menjadi gubernur. Kalau sudah selesai gubernur, kemudian dia lapor kepada Ibu Ketua Umum. `Ibu Ketua Umum boleh nggak saya nyalon presiden? Menjadi calon presiden? Kalau Bu Ketum mengatakan, `silakan Njar`, maka tentu kasih kode saya dong. `Ganjar itu mau nyalon presiden`," ujarnya.

Perilaku Ganjar atau Jokowi kecil yang dinilai “kelewatan” itu akhirnya membuat sewot Puan Maharani Ketua DPR yang sekaligus anak kesayangan Mega. Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dalam acara yang digelar di kantor DPD PDIP tanpa Ganjar Pranowo itu mengungkap kriteria calon presiden (capres) yang bakal jadi jagoan partainya. Dia menyebut sosok pemimpin bukan hanya yang muncul di media sosial, tapi justru di lapangan.

"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed," kata Puan saat membuka Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhaen, Semarang, Sabtu (22/5)."Pemimpin yang dilihat sama teman-temannya, sama orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan," sambungnya.

Sepertinya pernyataan dari Mbak Puan ini memang ditujukan kepada Ganjar yang mungkin dinilai sebagai “saingan” berat di internal partainya. Mungkinkah dengan kondisi ini tertutup peluang bagi Ganjar untuk di usung oleh partainya?

Sementara ada hubungan kurang harmonis antara Ganjar dengan elite partainya, demikian pula halnya hubungan kurang mesra antara  Jokowi dengan Ketum PDIP Ibu Mega  yang selama ini menjadi pengusungnya. Akhir akhir ini tercium hubungan kurang harmonis antara Jokowi dengan Mega dimana Jokowi lebih mendengar apa kata Luhut Panjaitan ketimbang Megawati yang telah membesarkannya.

Sinyal hubungan kurang bagus itu terbaca misalnya sampai saat ini Jokowi kabarnya belum juga melakukan sowan lebaran ke Megawati sebagai senior di partainya.  Bahkan alasan Presiden Joko Widodo tak kunjung menemui secara langsung Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pada Hari Raya Idulfitri tahun ini dipertanyakan publik karena memunculkan tanda tanya.

Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menduga, fenomena ini erat kaitannya dengan sikap politik PDIP terhadap isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode yang digaungkan orang-orang di lingkaran istana.

"Jangan-jangan alasan utama Jokowi enggan temui Mega lantaran Ketum PDIP ini secara gamblang menolak perpanjangan masa jabatan Jokowi 3 periode, atau penundaan pemilu?" ujar Jerry seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/5/22).

Kerenggangan hubungan Jokowi dan Megawati ditambah kurang harmonisnya hubungan antara Ganjar dengan elite PDIP bisa menjadi batu sandungan bagi Ganjar untuk mendapatkan tingkat pencalonannya dari partai yang selama ini menjadi pengusungnya.

Namun apakah fenomena tersebut memang benar demikian adanya semuanya masih dalam bentuk tanda tanya. Karena dalam politik apa yang terhidang di permukaan seringkali berbeda dengan kenyataaan sebenarnya. Bisa jadi semua itu hanya gimmick belaka, dilakukan justru untuk membesarkan Ganjar sebagai Jokowi kecil agar seolah olah menjadi “orang teraniaya” untuk mendapatkan dukungan agar orang lebih bersimpati kepadanya. Segala kemungkinan memang bisa terjadi sementara kita yang berada diluar arena hanya bisa menduga duga. 

Bagaimana menurut Anda?

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال